Journey To Success On Stage: Sikap Kewirausahaan Milik Setiap Orang

IdolaFM, Semarang – Sebagian besar orang beranggapan bahwa sikap entrepreneurship (kewirausahaan) hanyalah milik pengusaha atau pedagang saja. Padahal sesungguhnya sikap ini dapat dimiliki oleh setiap orang, entah itu petani, karyawan swasta, PNS, mahasiswa dan lain sebagainya. Hanya saja ada syarat yang harus dipenuhi, yakni berpikir kreatif dan bertindak inovatif.

Untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana cara untuk memiliki sikap kewirausahaan ini, maka Radio Idola Semarang kembali menggelar kegiatan bulanan (off air) ‘Journey To Success on Stage.’ Di awal tahun 2016, tepatnya Senin 25 Januari 2016, Journey To Success on Stage mengusung tema ‘Bringing out The Entrepreneur in You,’ di Astoria Ballroom Hotel Dafam Semarang. Acara semakin seru dan bernas dengan kehadiran 3 narasumber, yang antara lain: Tom MC Ifle (Founder and CEO Top Coach Indonesia), Prie GS (budayawan), Musthafa (Bupati Kudus) dan dipandu Nadia Ardiwinata (penyiar Radio Idola 92,6 FM).

Ketiga narasumber tampak antusias membeberkan pengalaman dan kiat-kiatnya dalam menumbuhkan sikap entrepreneurship. Misalnya, Pemkab Kudus yang terus berupaya menekan angka pengangguran di kota berjuluk Kota Kretek tersebut. Selain itu, juga dengan mengedukasi para warga melalui Balai Latihan Kerja atau BLK dan memberi pelatihan kepada pengangguran.

“Saya selalu semangati warga, kalau kamu tidak bekerja keras jangan bilang orang Kudus. Sebab, malu dengan pendahulu kita yang sejak dulu dikenal sebagai pekerja keras,” ungkap Bupati Kudus Musthofa.

Musthofa mencontohkan, tokoh dari Kudus yang dikenal pekerja keras dan entrepreneur yang berhasil di bidangnya yakni Nitisemito. Pada awal abad ke–20, ia masyhur sebagai pengusaha rokok pertama yang terkaya di Indonesia. Bahkan, atas kesuksesannya ia dijuluki Raja Kretek di masa kejayaannya. “Kini, Kudus juga memiliki pengusaha rokok Djarum yang terkaya di Indonesia, yakni Budi Hartono. Maka, orang-orang Kudus mesti mengikuti jejak mereka, bekerja keras dan tangguh,” ujar bupati yang akrab dipanggil Kang Mus ini.

Kepada ratusan peserta talkshow yang memenuhi Astoria Ballroom Hotel Dafam, Kang Mus berbagi kisah, baru-baru ini dirinya diundang untuk berbicara dan memberikan presentasi di hadapan para peserta Rakernas DPP PDI Perjuangan (PDIP) di Kemayoran, Jakarta// Kudus di bawah kepemimpinannya selama 2 periode ini dinilai berhasil meningkatkan taraf kidup masyarakat dan menumbuhkan sector UMKM. Ia dinilai berhasil menginisiasi Program Kredit Usaha Produktif (KUP) bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayahnya.

“Saya menyadari tugas saya tidak mudah dalam hal ini. Saya harus mengubah mindset masyarakat dari hanya menjadi pekerja atau karyawan menjadi pengusaha produktif sesuai kemampuan masing-masing. Untuk mereka yang mau bekerja keras kami fasilitasi dengan bekerjasama dengan Bank Jateng melalui KUP dimana kredit usaha produktif tanpa jaminan,” imbuhnya.

Menurut Kang Mus, menjadi kaya tidak perlu banyak alasan. Cukup dengan kerja cerdas dan mau membuka diri pada peluang. Sedangkan menjadi miskin memang lebih mudah. Cukup memelihara kemalasan dan banyak mengeluh pada keadaan. “Kepada siapapun saya selalu sampaikan, siapa saja bisa menjadi kaya. Untuk mewujudkan itu yang perlu diubah pertama kali adalah mind set. Keberadaan mind set sangat berperan penting bagi kesuksesan seseorang,” ungkap dia.

Terkait angka kemiskinan, Kang Mus merujuk data BPS, angka pengangguran di Kudus mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari tahun 2013 angka penurunan mencapai 8 persen, pada tahun 2014 mencapai 5 persen dan tahun 2015 di kisaran angka 7 persen. “Pada tahun ini kami menargetkan penurunan jumlah pengangguran bisa di kisaran angka 8 hingga 10 persen atau bahkan lebih,” ujarnya.

Sementara itu, Tom MC Ifle (Founder and CEO Top Coach Indonesia) menambahkan, untuk menyingkap jiwa entrepreneur meski dimulai dari pengembangan diri. Ada beberapa level entrepreneur. Di antaranya sebagai karyawan di bisnis yang digeluti, self employed dimana kalau tidak bekerja maka tak akan dapat uang, dan manager. “Kuncinya, kreatif, inovatif, maka uang yang akan mencari kita,” katanya.

Sementara, dalam perspektif budayawan Prie GS, entrepreneur merupakan pertumbuhan paling komprehensif dalam diri manusia. Bagi lelaki yang juga komikus itu, entrepreneur juga bermakna kerohanian manusia. Ia tidak melulu memandang uang segala-galanya. Ia mencontohkan bidang yang ia geluti sejak dulu hingga sekarang, yakni penulis. “Jika hari ini saya tidak menulis mungkin Prie GS tidak akan berdiri di panggung ini. Menulis mendatangkan kemartabatan. (Heri/Astin)