Kapolri Bantah Larang Masyarakat Pakai Atribut “Turn Back Crime”

Ilustrasi Istimewa/Radio Idola Semarang

Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti membantah mengeluarkan surat larangan untuk masyarakat atau sipil menggunakan atribut “Turn Back Crime”.

“Saya tidak pernah mengatakan begitu (pelarangan). Itu hoax. Enggak ada yang seperti itu,” kata Badrodin di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (24/5/2016).

Seperti di kutip dari Kompas.com,Badrodin menuturkan, sosialisasi atribut Turn Back Crime di Indonesia justru mendapatkan apresiasi dari Interpol di Lyon, Perancis.

Turn Back Crime, kata Badrodin, sebetulnya merupakan moto Interpol. Diharapkan atribut-atribut Turn Back Crime bisa menjadi moto bahwa kejahatan harus dicegah dan diberantas.

“Jangan justru sampai menggunakan atribut lambang itu kemudian digunakan untuk kejahatan,” ujar Badrodin.

Kapolri sebelumnya disebut mengeluarkan surat larangan terhadap masyarakat menggunakan atribut berkenaan denganTurn Back Crime.

“Ya, memang sudah masuk di kita surat larangan penggunaan atribut khusus polisi atau interpol tersebut digunakan oleh masyarakat umum (sipil),” kata AKBP Sulistyaningsih, di Bandarlampung, Senin (23/5/2016), seperti dikutipAntaranews.com.

Menurut dia, bagi masyarakat yang melanggar akan ada sanksi pidana kurungan penjara selama tiga bulan.

“Kapolri melarang pengenaan pakaian Turn Back Crime itu bagi warga sipil karena pakaian tersebut sering disalahgunakan untuk memperlancar tindak kejahatan,” katanya.

Jenis baju yang dilarang itu, kata dia, pakaian berwarna biru dongker bertuliskan Trun Back Crime disertai tulisan polisi atau atribut Polri.

“Baju jenis itu dikhususkan hanya kepada petugas interpol dan anggota Polri, jadi tidak diperkenankan masyarakat umum ikut menggunakan atribut tersebut,” kata dia.

Apalagi, sebelumnya ada laporan bahwa petugas menangkap tersangka pencuri motor yang sengaja menggunakan atribut serupa untuk mempermudah atau memperlancar aksi kejahatan mereka.

“Polresta Bandarlampung maupun jajaran lainnya juga sudah beberapa kali mengungkap kasus kejahatan dengan disertai atribut tersebut, sehingga guna meminimalisasi terjadinya penyalahgunaan, Kapolri mengeluarkan putusan tersebut,” katanya.

Sebelumnya, anggota Brimob gadungan terlibat dalam kasus pencurian dengan pemberatan spesialis mengincar sasaran sepeda motor, dengan modus operandi berkeliling mencari target anak di bawah umur yang tengah mengendarai sepeda motor.

Tersangka mencuri sepeda motor dengan mengaku sebagai anggota Brimob, dengan berbekal baju kaos bertuliskan “Turn Back Crime”. (Doni Asyhar)