Desa Sikka, Maumere, Penjaga Warisan Tenun Leluhur

Seorang mama Desa Sikka Tengah Menenun
Seorang mama Desa Sikka Tengah Menenun

Proses untuk menghasilkan selembar kain tenun ikat memang membutuhkan waktu yang panjang. Tergantung motif. Semakin kompleks motif, tentu semakin lama waktu yang dibutuhkan. Ada sekitar 20 tahapan yang perlu dilalui, dari mulai memisahkan kapas dari bijinya (ngeung/keho kapa), membersihkan kapas dengan memukul (tutu kapa), memintal benang (ojang/lele kapa), pewarnaan, merentang benang (laing kapa), mengikat motif, sampai pada tahapan terakhir, yaitu menenun. Jika berminat, dengan sejumlah imbalan yang disepakati bersama, wisatawan juga dapat menyaksikan demo proses pembuatan kain tenun ikat dari awal hingga akhir.

Sungguh, menyaksikan para mama itu menenun, ada semacam kesadaran tentang betapa panjang dan beratnya proses yang harus dilalui. Selama menenun, seorang perajin tenun dengan lincah menggerakkan kedua tangannya dan menyatukan hati serta pikirannya. Lalu bersamaan dengan itu, ada seperangkat alat tradisional yang melilit pinggang mereka. Semua itu mereka kerjakan dari mulai pagi hingga menjelang sore hari. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk dapat menghasilkan selembar kain tenun yang berkualitas sekaligus bercitra seni tinggi. Sesungguhnya, tongkat estafet keberlangsungan warisan leluhur nenek moyang kita ada di tangan mereka.