Pendidikan Vokasi Harus Sepadan dengan Dunia Kerja

Vokasi Songsong Bonus Demografi

Frans Kongi, Ketua Apindo Jawa Tengah.
Frans Kongi, Ketua Apindo Jawa Tengah.

Ketua Apindo Jateng Frans Kongi sependapat tentang pentingnya pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi bisa diandalkan untuk menghasilkan SDM yang siap untuk terjun di dunia usaha. Di sisi lain, Jawa Tengah ke depan memilik bonus demografi yang luar biasa seperti China ataupun negara-negara di Eropa. “Permasalahannya bagaimana memanfaatkan bonus demografi dengan menghasilkan tenaga kerja yang maksimal,” kata Frans.

Persoalan tentang bagaimana memanfaatkan bonus demografi terletak juga pada konflik sosial. Frans menjelaskan, Jawa Tengah rawan konflik sosial dimana hal ini bisa saja membuat provinsi ini kehilangan bonus demografi.

Melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah yang menyebut bahwa pekerja di provinsi ini didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar, Frans mengakuinya.“Saya pikir orang yang di tingkat SD tidak berarti tidak memiliki kecerdasan. Bahkan, justru semangat bekerjanya justru lebih tinggi. Kalau pengalaman pendidikan kita dulu memang demikian,” tuturnya.

Dia menambahkan, dengan Kecerdasan yang baik, dunia usaha bisa membantu mereka untuk bisa memiliki SDM yang lebih, sehingga akan produktif di manapun mereka bekerja. Frans mencontohkan di Jawa Tengah banyak perusahaan padat karya yang bisa dimasuki untuk lulusan SD yang sudah tidak mungkin melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan persoalan usia.

Lebih, jauh dia menerangkan sebenarnya pengusaha di Jawa Tengah ingin memberikan upah kepada buruh dengan nilai tinggi, namun dengan ketidakseimbangan produktivitas maka pengusaha hanya mampu membayar sesuai dengan kemampuan perusahaan. Sistem pengupahan yang belum sesuai ekspektasi berdampak pada banyaknya sistem outsourching karena pengusaha menghindari adanya pesangon.