Pendidikan Vokasi Harus Sepadan dengan Dunia Kerja

Tingkatkan Kualitas Tenaga Pendidik

Musthofa, Bupati Kudus.
Musthofa, Bupati Kudus.

Sementara itu, Bupati Kudus Musthofa mengungkapkan, lulusan SMK di Jateng sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan industri. Dari datanya, setiap tahun, SMK di Jawa Tegah meluluskan 694.693 siswa. Namun kalau negara tidak hadir maka dikhawatirkan lulusan tidak akan memenuhi kebutuhan industri.

Menurut Musthofa, kita tidak hanya terus membangun sekolah, namun kita harus memerhatikan juga kurikulum dan tenaga pendidiknya yang baik. Tenaga pendidik harus lebih profesional. “Tenaga pendidik harus profesional. Kalau tidak ada perkembangan di pendidikan vokasi berarti sampai kapan pun ya kita akan normatif gini-gini aja,” ujar Musthofa yang menyatakan Pemkab Kudus juga telah mendirikan SMK-SMK berkelas dunia.

Sementara itu, Communications Specialist Plan International Indonesia Irsyad Hadi, menyatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dengan penduduk usia 15–24 tahun sebesar 38 juta jiwa. Keberadaan anak muda memiliki kontribusi penting terhadap pembangunan ekonomi. Namun di sisi lain, banyak anak muda yang tidak memiliki keterampilan dan kompetensi dasar untuk masuk ke dunia kerja.

Di Semarang sejak tahun 2014 Plan International Indonesia mengimplementasikan program pemberdayaan ekonomi kaum muda, dengan membangun kompetensi mereka di bidang ritel & restoran. Proyek ini menunjukkan hasil menjanjikan, di mana separuh peserta yakni 541 dari 1.086 peserta training sudah diterima bekerja di sejumlah perusahaan terkemuka. “Setelah tiga tahun berjalan, Plan International Indonesia akan menyerahterimakan proyek ‘Pelatihan Kaum Muda menuju Dunia Kerja’ kepada pemerintah.” (Diaz Abidin/Heri CS)

1
2
3
4
Artikel sebelumnya[PhotoEvent] Jawa Tengah Untuk Indonesia: Berdayakan Vokasi, Membangun Negeri
Artikel selanjutnyaHMI Semarang Gelar Aksi Tuntut Saut Situmorang Mundur Dari KPK