Kuatkah Modal Sosial Masyarakat Menghadapi Isu-isu Perpecahan

Modal Sosial (Ilustrasi)

Semarang, Idola 92.6 FM – Kemelut politik yang berakar pada primordialisme belakangan ini telah menjebak masyarakat ke dalam kotak-kotak kelompok berdasarkan identitas primordial. Meski kondisi tersebut rentan memicu konflik horizontal, ikatan sosial masyarakat pada berbagai level dinilai tetap kuat untuk mencegahnya.

Suhu politik Tanah Air yang memanas menjelang perhelatan pilkada serentak 15 Februari 2017 mencapai tingkat yang belum pernah terjadi selama era reformasi. Sekalipun isu suku, agama, ras, antar-golongan (SARA) sering muncul juga menjelang Pilkada DKI tahun 2012 dan Pemilu Presiden 2014, kondisi saat ini cenderung lebih rawan karena mencapai tahap kulminasi sentimen yang relatif tinggi.

Salah satu hasil jajak pendapat harian Kompas Senin 16 Januari lalu mengemukakan, ketegangan sosial akibat persaingan politik dinilai sudah pada tahap yang mengkhawatirkan di mana masyarakat ditarik ke dalam kelompok-kelompok berbasis identitas agama dan ras. Selain itu, temuan lain, ikatan sosial di lingkup keluarga dan lingkungan masyarakat cenderung masih kuat, sementara di lingkup nasional justru mengindikasikan melemah.

Lantas, masih cukup kuapkah modal social dan ikatan social masyarakat untuk menghadapi isu-isu perpecahan dan polarisasi primordial? Yakinkah bahwa pemerintah dan elite politik dapat menjaga keutuhan masyarakat Indonesia yang majemuk? Apa pula yang mesti dilakukan agar Negara tetap hadir di tengah berbagai ancaman perpecahan ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi bersama dengan beberapa narasumber, yakni: Radhar Panca Dahana (Sosiolog Antropolog & budayawan) dan Prof Agus Maladi Irianto (Guru Besar FIB Undip/budayawan). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya:

Artikel sebelumnyaKetulusan Ulus Pirmawan Mencetak Petani Sejahtera
Artikel selanjutnyaBawaslu: Pilkada Brebes Harus Dikawal Ketat Karena Masuk Tingkat Kerawanan Sedang