Mengoptimalkan Kolaborasi Filantropi Pendidikan

Semarang, Idola 92.6 FM – Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu amanah UUD 1945. Hal itu diwujudkan melalui penyediaan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kita ketahui, pendidikan merupakan fondasi bagi masa depan bangsa. Dalam mewujudkannya, diperlukan kolaborasi antar lembaga mulai dari pemerintah, swasta maupun kalangan filantropis pendidikan.

Namun, terkait dengan filantropi yang dilakukan saat ini, umumnya dinilai masih berskala mikro. Selain itu, belum ada kolaborasi yang baik di antara pelaku filantropi untuk membawa perubahan. Dukungan filantropi untuk memajukan pendidikan di Indonesia sebenarnya cukup menjanjikan. Namun, sumber daya filantropi untuk pendidikan, baik anggaran maupun program, harus fokus dan saling berkolaborasi guna memberikan dampak perubahan yang besar.

Hal itu mengemuka dalam peluncuran panduan bagi pegiat filantropi di Indonesia yang digagas Asia Philantropy Circle (APC) di Jakarta baru-baru ini. Presiden Direktur McKinsey&Company Indonesia-Philia Wibowo mengatakan, agar filantropi pendidikan berdampak pada perubahan pendidikan yang lebih baik, untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang produktif, ada empat bidang yang perlu difokuskan. Bidang-bidang tersebut adalah kualitas guru, kepemimpinan guru, dan tata kelola sekolah, pendidikan kejuruan, serta pendidikan dan pengembangan anak usia dini.

Lantas, bagaimana mengoptimalkan kolaborasi filantropi untuk memajukan pendidikan? Apa sesungguhnya hambatan dalam mengkolaborasikan filantropi selama ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Itje Chodijah (Pakar Pendidikan dan Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia) dan Moh Abduhzen (Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina Jakarta). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya:

Ikuti Kami di Google News