Dinkes Jateng Sebut Tak Ada Hubungan Antara Kegagalan Caleg Dengan Gangguan Jiwa

Suasana Pemilu 2019 di salah salah satu TPS di Kota Semarang.

Semarang, Idola 92.6 FM – Banyak yang menyebut jika kegagalan seorang calon anggota legislatif (caleg), akan berujung pada depresi tinggi dan berakhir di rumah sakit jiwa (RSJ). Namun, anggapan itu ditepis Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo.

Menurut Yulianto, gejala gangguan jiwa bisa muncul kapan saja dengan beragam latar belakang.

Yulianto menjelaskan, gangguan jiwa bisa berupa gelisah, putus asa, sedih berlebih hingga marah-marah. Gejala-gejala itu merupakan umum yang bisa muncul pada pasien gangguan jiwa.

Namun, lanjut Yulianto, pihaknya belum pernah mendapatkan data ilmiah yang menyebutkan hubungan kegagalan caleg di pemilu dengan gangguan jiwa dan dirujuk ke RSJ.

“Kita selama ini belum punya basis data yang signifikan, apakah ada hubungan antara pemilu legislatif dengan peningkatan kasus gangguan jiwa. Kita belum punya data yang bisa dilihat ada hubungan yang signifikan atau tidak begitu. Belum ada korelasinya. Selama ini kan cuma rumor-rumor, ada ini karena gagal nyalon terus stres,” kata Yulianto saat membuka diskusi penanganan bencana kesehatan di Hotel Harris Semarang, Selasa (23/4) malam.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, bagi para caleg yang memang membutuhkan pendampingan psikologi pascapemilu bisa mendatangi pelayanan kesehatan di kabupaten/kota se-Jateng. Mulai dari puskesmas, hingga rumah sakit daerah milik kabupaten/kota yang menyediakan dokter jiwa atau tenaga psikiater.

“Kalau merasa gelisah, tidak bisa tidur dan sering melamun itu juga tanda gejala gangguan jiwa ringan. Jadi, tidak harus caleg gagal dan stres terus masuk rumah sakit jiwa. Semua juga bisa kena, tapi dengan kadar gangguan jiwa yang bermacam,” tandasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaBI Jateng Sebut Kenaikan Bawang Putih Tembus 95 Persen Dalam 2 Bulan
Artikel selanjutnyaMencari Jalan Terciptanya Rekonsiliasi untuk Menatap Tantangan Bangsa