Kekurangan Kader Kesehatan, Dinkes Boyolali Ajak Milenial Gabung Jadi Sukmadesi

Semarang, Idola 92.6 FM – Kabupaten Boyolali sempat mengalami kekurangan kader kesehatan, dari tahun ke tahun. Jumlahnya diketahui terus mengalami penurunan, sejak 2014 lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Boyolali Ratri S Survivalina mengatakan pada 2014 hingga 2016, jumlah kader kesehatan yang ada di daerahnya terus mengalami penurunan. Turunnya jumlah kader kesehatan itu, lebih banyak diakibatkan karena faktor usia dari yang bersangkutan.

Menurutnya, pada 2014 ada 10.294 kader kesehatan dan di 2015 turun menjadi sembilan ribuan kader. Sedangkan di 2016, turun lagi menjadi 6.901 kader kesehatan.

Ratri menjelaskan, pihaknya harus memutar otak untuk bisa menggaet kader-kader kesehatan baru di wilayah Boyolali. Terutama, kalangan milenial untuk direkrut menjadi kader kesehatan.

“Program pemberdayaan masyarakat untuk program pemberdayaan masyarakat itu, masalah kami adalah kekurangan kader kesehatan. Jumlah kader kesehatan dari tahun ke tahun semakin turun. Faktanya, ternyata kader-kader kesehatan ini kebanyakan adalah sisa-sisa kader lama dan usianya sudah lanjut. Sehingga, turunnya jumlah kader ini karena proses alamiah dan sudah waktunya pensiun serta tidak bisa lagi mengabdi sebagai kader kesehatan,” kata Ratri, belum lama ini.

Lebih lanjut Ratri menjelaskan, pihaknya melakukan regenerasi terhadap kader-kader kesehatan yang telah berusia lanjut usia. Yakni, melalui program Sukmadesi (Sukarelawan Kader Muda Desa Siaga) dan Sukmakoboy (Sukarelawan Muda Kader Kesehatan Komunitas Boyolali).

“Kami menciptakan kader-kader kesehatan baru, muda dan berasal dari desa dan komunitas. Kami membranding menjadi kader kesehatan, bahwa menjadi kader kesehatan sebagai suatu kebanggaan,” jelasnya.

Ratri menjelaskan, melalui kader kesehatan yang direkrut itu pihaknya bisa melaksanakan tiga prioritas program kesehatan utama. Yakni program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), penurunan angka kematian ibu dan anak serta program jaminan kesehatan.

“Bagaimana kesehatan di Boyolali ini mampu tumbuh dan meningkat, untuk meningkatkan satu komitmen bersama melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaTerdakwa Kasus Korupsi Mading Elektronik Kendal Kembalikan Uang Kerugian Negara Rp4,4 M ke Kejati Jateng
Artikel selanjutnyaDinas Kesehatan Ajak Warga Jateng Rutin Periksa Kesehatan Kejiwaan di RSJ