Revolusi Industri 4.0 dan Pertanian Kita?

Semarang, Idola 92.6 FM – Revolusi Industri 4.0 akan membawa kita ke persimpangan jalan menuju peradaban baru. Disrupsi teknologi menjadi penyebab utamanya. Mengikuti perubahan mendasar dihampir semua bidang usaha, seperti; pariwisata, perdagangan, keuangan, transportasi, hingga pertanian. Sektor pertanian tentu menjadi salah satu prioritas yang harus berbenah.

Demikian dikemukakan Anwar Saragih—dosen dan pemerhati pertanian dalam forum Kompasiana (22/05/2019) . Menjadi sebuah keharusan pula komoditas pertanian mempersiapkan diri menghadapi pergeseran paradigma yang sebelumnya manual menjadi digital sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Artinya, perbincangan mengenai revolusi industri 4.0 yang ditopang oleh big data, teknologi robotic, cloud computing (penyimpanan data di awan) dan internet of things (internet cepat) tidak hanya sebatas magnet wacana tapi mesti disikapi dengan serius, optimis dan inovatif.

Menurut Anwar penulis buku Berselancar Bersama Jokowi, konsep Making Indonesia 4.0 di sektor pertanian tentu menjadi peluang besar karena menyangkut optimalisasi industri hulu dan industri hilir sebagai roadmap (peta jalan) dalam sinergitas rencana, target dan capaian. Apalagi, Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas masyarakatnya hidup dari sektor pertanian.

Tercatat, Data Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) BPS tahun 2018 menyebutkan, dari total 124,01 juta jiwa penduduk bekerja Indonesia, terdapat 35,7 juta orang atau 28,79 persen yang menjadi pekerja di sektor pertanian. Dari angka tersebut terlihat jelas bahwa sektor pertanian berperan vital menyerap tenaga kerja dalam peningkatan pendapatan per Kapita masyarakat dalam kerangka kesejahteraan. Sektor pertanian juga berperan penting dalam kontribusi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita, pertumbuhan ekonomi, penyumbang devisa dan menjadi fondasi perekonomian nasional.

Lantas, sudahkah disruptive innovation atau digitalisasi melanda bidang Pertanian? Ketika Revolusi Industri 4.0 mengubah wajah Pertanian, apa yang mesti kita siapkan? Lalu, apa pula tantangan terbesar dalam mendorong inovasi Pertanian para petani kita?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) dan Guru Besar Universitas Lampung Prof Bustanul Arifin dan Prof Dwi Andreas Santosa, MS- Guru Besar Fakultas Pertanian IPB/ Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani dan Teknologi Indonesia (AB2TI). (Heri CS)

Berikut diskusinya: