Apa yang Perlu Dikeroyok Bersama Guna Melindungi Tenaga Medis Yang Sedang Berjuang Melawan Covid-19 Tanpa Harus Bergantung pada Pemerintah?

Tenaga Medis Covid-19

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di Tanah Air, kita sering mendengar keluhan seputar ketersediaan alat pelindung diri atau APD bagi para petugas medis yang sangat kurang. Padahal, APD terutama sangat diperlukan oleh para tenaga medis yang melakukan kontak langsung dengan para penderita Covid-19.

Menurut Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi, APD bagi tenaga medis di sejumlah daerah menipis. Sejumlah petugas medis mengaku kesulitan mendapatkan APD. Bahkan, perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Daeng Pasewang Jeneponto Sulawesi Selatan misalnya, hanya dibekali jas hujan plastik sebagai baju pelindung dan diberikan satu masker untuk digunakan sehari. Padahal, mereka merawat pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 sehingga mesti kita lindungi keselamatannya.

Sebelum khabar didistribusikannya APD dari pemerintah pusat, beberapa daerah melaporkan menipisnya stok APD di rumah sakit. RS Umum Pusat M Djamil, Padang, Sumatera Barat berharap bantuan APD segera datang. Stok APD saat ini tinggal puluhan unit padahal jumlah pasien terus bertambah. Direktur Umum SDM Pendidikan RSUP Dr M Jamil Dovy Djanas menjelaskan sekali masuk ruangan, perawat memakai satu APD. Untuk satu pasien saja—tenaga medis bisa membutuhkan puluhan APD. Pihaknya pun sempat menggunakan mantel hujan.

Merespons berbagai keluhan keterbatasan APD itu, Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19-Achmad Yurianto menyatakan, pemerintah tengah menyiapkan 105 ribu APD, 125 ribu perlengkapan tes cepat, dan 566 petugas kesehatan ataupun sukarelawan yang akan bekerja di Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat yang sudah bisa beroperasi.

Lantas, apa saja hambatan untuk melindungi keselamatan tenaga medis? Bila perlu, apa yang bisa dan perlu kita keroyok bersama, agar tidak hanya tergantung pada pemerintah? Seberapa perlu masyarakat berinisiatif membuat gerakan untuk mendukung kelancaran pasokan perlengkapan yang diperlukan para tenaga medis, yang notabene merupakan para pejuang kemanusiaan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Muhammad Adib Khumaidi. (Heri CS)

Berikut Dsikusinya: