Bagaimana Melindungi dan Memanfaatkan Kekayaan Laut Kita?

Ilustrasi Illegal Fishing
Ilustrasi Illegal Fishing. (Photo: sunnewsonline)

Semarang, Idola 92.6 FM – Dengan ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo oleh KPK terkait dugaan kasus ekspor benih lobster di samping upaya pencurian ikan atau illegal fishing dari negara tetangga yang berkali-kali nekad memasuki perairan Indonesia, mengindikasikan betapa Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah.

Padahal, ikan hanyalah satu dari sekian banyak potensi kekayaan laut Indonesia, selain rumput laut dan garam, mengingat kita memiliki panjang pantai “nomer dua” terpanjang di dunia.

Terkait potensi kekayaan laut dan kepengelolaannya, Prof Emil Salim sampai “menggugat” negara. Melalui twit-nya baru-baru ini, ia menyaksikan jika isi laut tropis kepulauan kita merupakan terkaya di dunia tetapi nelayannya masih hidup miskin. Maka, “bisakah Presiden mengangkat tokoh yang memahami tata kelola laut lestari yang juga ditopang hasil kerja nelayan yang trampil?” Begitu ujar Emil Salim.

Sejurus dengan pendapat itu, kita pun jadi bertanya: sudah seberapa jauh kita telah memanfaatkan kekayaan laut bagi sebesar-besarnya kemakmuran bangsa? Lalu, apa saja hambatannya? Kenapa hingga sekarang, masih sedikit sekali sekolah vokasi di bidang kelautan—jika kita merasa sebagai bangsa maritim—dan memimpikan sebagai Poros Maritim Dunia?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Puji Rahmadi (Peneliti Oseanologi Ekologi Lingkungan LIPI); Prof Denny Nugroho Sugiyanto (Guru Besar Bidang Ilmu Oseanografi Pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang); dan Susan Herawati (Sekjen Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA)). (andi odang/ her)

Dengarkan podcast diskusinya: