Banyak Negara Belum Mau Menerima Pekerja Migran Asal Indonesia

Buruh Migran
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Tengah menyebutkan, banyak tenaga kerja asal Indonesia yang sebenarnya sudah siap bekerja di luar negeri tetapi belum bisa diberangkatkan. Alasannya, negara-negara penerima pekerja asal Indonesia menyebut Indonesia masih rawan penularan COVID-19.

Kepala BP2MI Jateng AB Rahman mengatakan sebenarnya, banyak negara yang membutuhkan tenaga kerja asal Indonesia. Salah satunya adalah Jepang, yang membuka peluang kerja 360 ribu orang untuk 14 sektor pekerjaan.

Namun, karena pandemi ini membuat negara-negara yang biasanya menerima pekerja asal Jateng mengurungkan niat. Sebab, Indonesia masih dianggap belum berhasil mengendalikan pandemi COVID-19.

Rahman menjelaskan, para pekerja sebenarnya sudah siap berangkat sejak Februari-Maret 2020. Namun karena pandemi terus meluas, akibatnya banyak pekerja urung diberangkatkan.

“Jumlah penempatan itu sekitar 40 ribuan. Satu tahun ini kita minus dari rata-rata per tahun, -40 ribu orang untuk berangkat ke luar negeri. Normalnya bisa 60 ribuan, tapi sekarang hanya 20 ribuan orang. Luar negeri itu sekarang takut sama kita, karena kita dipandang belum bisa mengendalikan COVID-19. Kayak Jepang dan Korea Selatan. Korea Selatan itu sudah kita proses, tapi belum bisa berangkat karena Korea belum membuka. Kita dipandang belum mampu mengendalikan COVID-19 dengan baik,” kata Rahman di sela diskusi “Menakar Peluang Bekerja di Manca Negara”, baru-baru ini.

Lebih lanjut Rahman menjelaskan, sebenarnya pekerja migran asal Jateng cukup banyak setiap tahunnya. Bahkan, Jateng menduduki peringkat kedua dalam pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

“Korea Selatan adalah negara favorit pilihan dan paling mendominasi. Ada sekitar 60 persen pekerja migran Jateng yang memilih ke Korea Selatan, karena memang gajinya yang cukup tinggi,” pungkasnya. (Bud)