Covid-19 akan Membentuk “Kenormalan Baru”, Maka Penyesuaian Baru Apa yang Harus Dilakukan para Pelaku Usaha Khususnya pelaku UMKM?

WFH, Kenormalan Baru

Semarang, Idola 92.6 FM – Menurut Yuswohady, penulis sekitar 40 buku mengenai pemasaran yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral Indonesia Marketing Association (IMA), “Dalam beberapa minggu ke depan ekonomi, bisnis akan mengalami kelumpuhan oleh wabah Covid-19.” Menurutnya, itulah skenario terburuk kalau korban terinfeksi dan yang meninggal―terus meroket secara eksponensial seperti terlihat trennya beberapa hari terakhir.

Maka, dampaknya tak hanya sekedar “disruptif” tapi juga “interuptif” di mana pergerakan ekonomi bisa sampai terhenti, dan setelah wabah lewat, para pelaku bisnis harus memulai dari nol lagi.

Ketika karyawan dirumahkan, social distancing / pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, kemudian pelaku ekonomi (baik; rumah tangga, perusahaan, lembaga keuangan) wait–and–see dan mengalami kesulitan cashflow, maka resesi tak terelakkan lagi.

Work From Home

Di tengah kondisi darurat krisis kesehatan (health crisis) yang bakal disusul dengan krisis ekonomi (economic crisis) itulah, menurut Yuswohady, “stay @ home” economy memegang peran paling krusial bagi perekonomian kita.

“Stay @ home” economy akan menjadi penopang kemampuan survival kita dalam menghadapi kemungkinan terburuk krisis ekonomi akibat Covid-19. “Stay @ home” economy juga akan menjadi faktor kunci ketahanan (resilience) kita, dalam menghadapi kemandekan ekonomi.

Dan “stay @ home” economy pula yang akan menjadi titik mula kita, dalam melakukan recovery dan kemudian menemukan mementum pertumbuhan kembali.

Wabah Covid-19, menurut Yuswo, secara mendalam akan membentuk stay @ home lifestyle yang bakal menjadi “kenormalan baru” (new normal) setelah krisis berlalu. Artinya, gaya hidup baru inilah yang akan menjadi landasan terbentuknya “stay @ home” economy.

Hanya saja dalam prosesnya, menurut Yuswo, pembentukan “stay @ home” economy yang super cepat akibat wabah Covid-19, telah memicu jatuhnya bagitu banyak bisnis dan industri. Tapi di sisi lain juga, meroketkan bisnis dan industri lain. Yang disebut oleh Yuswo sebagai: The FALLS and The RISE.

Lalu, penyesuaian baru seperti apa yang harus dilakukan oleh para pelaku usaha—khususnya pelaku usaha kecil seperti UMKM?

Guna membahas ini, radio Idola Semarang mewawancara: Yuswohady, penulis dari sekitar 40 buku mengenai pemasaran, Managing Partner Inventure, dan Sekretaris Jendral Indonesia Marketing Association (IMA). (Andi Odang/Heri CS)

Berikut podcast wawancaranya:

Artikel sebelumnyaBagaimana Mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar di Rumah Selama Darurat Pandemi Corona?
Artikel selanjutnya46 Tenaga Medis RSUP dr Kariadi Terpapar COVID-19 Jalani Isolasi Mandiri di Hotel Milik Pemprov Jateng