Dinakertrans Jateng Minta Warga Waspada Terhadap Tawaran Kerja di Luar Negeri  

Semarang, Idola 92,6 FM-Banyaknya pengangguran dan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, terkadang kerap dimanfaatkan oknum untuk melakukan penipuan menawarkan kerja di luar negeri bergaji tinggi. Oleh karena itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah meminta kepada para pencari kerja untuk berhati-hati dan mencari informasi terlebih dulu terkait perusahaan penyalur tenaga kerja itu.

Kepala Dinakertrans Jateng Sakina Rosellasari mengatakan kurangnya informasi yang didapat para pencari kerja itu, menjadi celah bagi para oknum untuk melakukan penipuan dengan iming-iming bisa bekerja di luar negeri. Padahal, untuk bisa bekerja di luar negeri itu syarat yang harus dipenuhi tidak mudah.

Sakina menjelaskan, tidak hanya penipuan dengan meraup uang milik calon tenaga kerja saja tapi juga ancaman kekerasan fisik hingga kehilangan nyawa saat sudah berada di luar negeri.

Menurutnya, para calon tenaga kerja ketika mendapat tawaran pekerjaan di luar negeri bisa melakukan pengecekan ke kantor Disnaker setempat. Yang perlu diketahui apakah perusahaan itu terdaftar atau tidak, dan memiliki lisensi untuk merekrut calon tenaga kerja atau tidak.

“Kami mengimbau kepada masyarakat, untuk berhati-hati apabila ada tawaran-tawaran seperti itu mohon dicek. Dicek dulu dengan maining agent-nya, atau agensi pengawasannya apakah punya lisensi resmi atau tidak. Calon tenaga kerja berhak untuk menanyakan, karena efeknya akan besar. Jadi, mohon untuk hati-hati meskipun ada iming-iming gaji tinggi,” kata Sakina, baru-baru ini.

Sakina lebih lanjut menjelaskan, Dinakertrans Jateng sebenarnya mempunyai pengawas tenaga kerja yang bertugas sesuai dengan kewenangannya. Terutama, untuk mengawasi perusahaan-perusahaan penyalur tenaga kerja yang berlokasi di wilayah Jateng.

“Kami punya datanya perusahaan mana yang menyalurkan tenaga kerja di luar negeri. Oleh karena itu, kami imbau untuk berhati-hati jika mendapat tawaran kerja di luar negeri dengan gaji berdolar-dolar,” pungkasnya. (Budi Aris)