Dinkes Jateng Ajukan Permintaan Ribuan APD ke Pemerintah Pusat

Yulianto Prabowo
Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Tenaga medis yang melakukan perawatan kepada seorang pasien dalam pengawasan (PDP) karena dugaan terinfeksi virus Corona, maka dibutuhkan setidaknya 20 pakaian hazmat sebagai pelindung diri. Kebutuhan itu selama 14 hari masa karantina, dan hanya sekali pakai.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan untuk ketersediaan hazmat di 13 rumah sakit rujukan di provinsi ini, bervariasi jumlahnya. Ada rumah sakit yang ketersediaannya tidak terlalu banyak, namun ada juga masih mencukupi untuk kebutuhan hingga dua bulan mendatang.

Oleh karena itu, jelas Yulianto, pihaknya sudah mengajukan tambahan hazmat kepada Kementerian Kesehatan hingga puluhan ribu pakaian komplit. Jika pengajuan disetujui, maka akan dibagikan ke seluruh fasilitas kesehatan. Terutama, bagi 13 rumah sakit rujukan.

“Di rumah sakit-rumah sakit rujukan, kita memang ada yang persediaannya menipis, tapi ada juga yang sudah cukup. Soal APD ini memang saat ini kita tidak mudah untuk mendapatkan itu, tapi ini pemerintah pusat sedang mengadakan cukup banyak. Kita juga sudah mengajukan kebutuhan itu, untuk seluruh Jawa Tengah. Mulai dari penutup kepala, kaca mata, masker N95 dan sebagainya. Lengkap. Karena, kebutuhan kita banyak sekali,” kata Yulianto, Jumat (13/3).

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, bagi rumah sakit rujukan yang ketersediaan hazmatnya sudah menipis atau habis dan sedang menangani PDP, bisa dirujuk ke rumah sakitnya. Terutama, ke rumah sakit rujukan yang ketersediaan hazmatnya masih mencukupi atau dalam jumlah memadai.

“Inilah gunanya rumah sakit rujukan, dan bisa digunakan untuk merujuk jika kebutuhan hazmat sudah tidak mencukupi. Misalnya dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang, dan RSUD Margono yang ketersediaan hazmatnya masih cukup,” jelasnya.

Diketahui, sampai dengan saat ini di Jateng sudah ada 39 pasien dirawat di sejumlah rumah sakit karena dugaan infeksi virus Corona. Sementara, 35 pasien di antaranya dinyatakan negatif dan satu pasien yang dirawat di RSUD dr Moewardi Surakarta meninggal dunia. (Bud)