Mendorong Peningkatan Surveilans untuk Penanganan Covid-19 pada Delapan Daerah Prioritas

Semarang, Idola 92.6 FM-Penanganan Pandemi Covid-19 di delapan provinsi menjadi prioritas karena tingginya penambahan kasus baru. Selain penambahan laboratorium untuk menguji specimen dengan tes PCR atau reaksi rantai polymerase, pelacakan dan kapasitas perawatan pasien mesti ditingkatkan.

Presiden Joko Widodo mengingatkan, kenaikan jumlah kasus Covid-19 harus disikapi. Pengujian spesimen (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) di delapan provinsi diprioritaskan. Ke delapan provinsi itu meliputi: Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sumatera Utara.

Menurut Jokowi, tes PCR harus ditingkatkan dengan menambah laboratorium di daerah plus mobile laboratorium PCR. Diharapkan target tercapai, yaitu 30 ribu pengujian specimen per hari.

Kita mendorong dan mendukung penetapan 8 provinsi prioritas agar penularan tidak semakin meluas. Namun, apa saja tantangan untuk meningkatkan Surveilans? Bukankah, untuk meningkatkan rata-rata testing, mengintensifkan pelacakan, dan isolasi itu semua tentunya memiliki tantangan masing-masing. Test ada tantangannya, pelacakan juga ada tantangan dan perlu kesungguhan, serta isolasi juga berarti memerlukan tempat atau instalasi penampungan. Maka, hal-hal apa saja yang mesti diperkuat untuk mengatasi berbagai tantangan itu?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni  Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim. (her)

 https://anchor.fm/radio-idola/episodes/Dialog-bersama-Ahli-Epidemiologi-Universitas-Indonesia-Syahrizal-Syarif-dan-Wakil-Wali-Kota-Bogor-Dedie-A–Rachim-egp2d3