Pandemi Tidak Pengaruhi Penjualan CitraGrand Semarang

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Kondisi pandemi virus corona yang telah berjalan lebih dari tujuh bulan tidak mempengaruhi penjualan perumahan di CitraGrand Semarang. Hingga akhir tahun, Citragrand Semarang masih mentargetkan pertumbuhan penjualan antara 10-15 persen dibandingkan dengan tahun 2019 lalu.

Marketing Manager CitraGrand Semarang, Berlian Febriana mengatakan, pada tahun ini pihaknya telah menjual 100 unit rumah dengan range harga Rp.1,5 miliar per unit. Bahkan hingga kini proyek pembangunan rumah dan fasilitas di CitraGrand masih terus berjalan.

“Trimester dua memang kita terasa efek pandemi, tapi surprisenya kami masih berjualan dan tidak terjadi revisi target. Karena semarang ini unik, bukan yang tiba – tiba naik, tapi kita bisa berjualan seperti biasa,”ungkap Berlian

Untuk itu Sebagai inovasi bisnis perumahan di tengah pandemi saat ini, CitraGrand Semarang  kembali menghadirkan dua tipe terbaru di Cluster Red Terracotta. Berbeda dengan kedua tipe sebelumnya yang memperkenalkan konsep rumah 1 lantai, kali ini CitraGrand memasarkan rumah 2 lantai untuk generasi milenial yang menginginkan produk premium dan harga masih terjangkau yaitu 800 jutaan  yaitu tipe Fawn.

“Type ini memiliki desain baru dengan konsep yang berkesinambungan dengan tipe blossom yang berada di area main road, yaitu pada fasade bangunan memiliki style colonial/classic yang masih memiliki unsur modern (kekinian) dinamai Modern Colonial House,” ungkapnya

Berlian menambahkan, untuk lebih menarik konsumen membeli type ini, CitraGrand Semarang menggandeng home furniture asal Swedia, IKEA.

“IKEA pertama hadir di kota Semarang dan Jawa Tengah ini, menjadi pilihan untuk melengkapi show unit. Termasuk bundling promo untuk tipe terbaru,” tambahnya.

Sementara itu General Manager Citra Grand Semarang, Yuliarso Christiono mengatakan, Sejak di pasarkan tahun 2012, CitraGrand di usia sewindu telah terjual 80 %. Terdiri dari 110 unit Ruko dan 900 Unit rumah.

“Progress pembangunannya sudah mencapai hampir 800 unit, dari rencana total keseluruhan 1200 unit. Saat ini yang sudah ditempati sekitar 600 unit,” ungkapnya

Menurutnya di tengah pandemi saat ini terjadi market shifting ke digital serta  investasi. Dimana konsumen saat ini mulai melirik property untuk mengamankan nilai mata uangnya menyusul ancaman krisis ekonomi.

“Kita melihat Indonesia juga akan menghadapi resesi, sehingga invetor mulai kembali melirik property untuk mengamankan nilai mata uangnya, supaya tidak tergerus inflasi. Kita tahu suku Bungan kredit dan depositi juga turun, jadi membuat peluang yang baik didunia property,” pungkasnya.(tim)