Pemprov Jateng Minta Pemkot Semarang Tata Kembali Letak Pedagang Pasar Mangkang

Gubernur Ganjar Pranowo sidak di Pasar Mangkang dan temukan tidak ada penataan letak jarak pedagang

Semarang, Idola 92,6 FM-Pasar Mangkang setelah dilakukan penutupan selama tiga hari, saat ini sudah dibuka kembali. Namun, pembukaan Pasar Mangkang itu tidak diikuti dengan penataan letak dari pedagang.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan Pasar Mangkang sempat ditetapkan sebagai klaster baru dari penularan COVID-19, karena ditemukan adanya pedagang positif terinfeksi virus Korona. Namun, setelah dibuka kembali ternyata tidak ada perubahan. Hal itu ditemukan ketika dilakukan sidak di pasar yang terletak di jalur Pantura Semarang-Kendal, Jumat (12/6).

Ganjar menjelaskan, tidak ada penataan letak dan pengaturan jarak di Pasar Mangkang. Bahkan, kondisi pasarnya masih tetap kumuh dan pembeli serta pedagang terlihat berjubel tanpa sekat.

Menurutnya, Pemkot Semarang harus tegas di dalam melakukan penataan di Pasar Mangkang. Karena, jika tidak ada penataan akan sia-sia dari upaya penutupan pasar karena sebagai klaster baru COVID-19.

“Kondisinya belum tertata. Jadi, sebenarnya menutupnya itu diikuti dengan penataan. Kalau tidak diikuti penataan tidak bisa. Sebenarnya sudah ada tulisan sejak tanggal 27 April, kalau tidak pakai masker akan ditindak. Kalimat-kalimat yang ditempel itu mesti diikuti. Ini saya datang, tapi petugas pasar tidak ada sama sekali. Karena ini sudah dibuka setelah ditutup kemarin, saya ingin melihat penataannya seperti apa. Kalau tidak ada penataan, dikhawatirkan ada potensi lagi,” kata Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, kedisiplinan dari para pedagang maupun pembeli sangat diperlukan untuk mencegah penularan COVID-19. Karena, pemerintah ingin mencoba melatih masyarakat bagaimana menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

“Orang pakai masker dan jaga jarak, itu norma yang paling penting untuk memutus penularan COVID-19,” tandasnya. (Budi Aris)