Pemprov Jateng Sedang Pelajari Produksi Sendiri Hazmat

Gubernur Ganjar Pranowo
Gubernur Ganjar Pranowo menggelar jumpa media terkait penanganan virus Corona.

Semarang, Idola 92.6 FM – Terbatasnya ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk penanganan pasien terinfeksi virus Corona atau disebut baju Hazmat, membuat Pemprov Jawa Tengah mengajukan puluhan ribu baju khusus itu ke pemerintah pusat. Karena, untuk menangani satu pasien saja selama 14 hari dibutuhkan setidaknya 20 set baju Hazmat.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan dirinya sudah mendapat informasi dari Dinas Kesehatan Jateng, bahwa ketersediaan baju Hazmat di 13 rumah sakit rujukan tidak banyak. Bahkan, ada rumah sakit yang stoknya hampir menipis.

Ganjar menjelaskan, permohonan untuk penambahan baju Hazmat sudah dikirimkan ke pemerintah pusat.

Namun, lanjut Ganjar, pemprov tidak tinggal diam dan akan mencari pasokan baju khusus itu. Termasuk, bila dimungkinkan produsen pabrik di dalam negeri dirangkul untuk bisa memproduksi sendiri. Bahan baku yang harus impor untuk membuat baju Hazmat, bisa dilakukan substitusi dengan bahan lain sejenis.

Menurutnya, ketersediaan APD di rumah sakit rujukan harus memadai dalam upaya menangani pasien terinfeksi. Termasuk, melindungi para tenaga medisnya.

“Kita sedang menyiapkan, tidak hanya Dinas Kesehatan tapi juga Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Mudah-mudahan, melalui prescon hari ini pusat juga melihat. Kita harus melakukan tindakan luar biasa. Alat pelindung dirinya kurang, ke mana kita mencari dan bagaimana kita memproduksi dengan cepat. Kalau pakai bahan baku impor, maka cari substitusinya agar kita bisa meminta beberapa perusahaan untuk membuat dengan cepat. Ini adalah momentum buat kita, untuk memproduksi sendiri,” kata Ganjar, kemarin.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan juga BPBD Jateng diminta meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi kemungkinan terburuk. Sedangkan masyarakat Jateng, diminta selalu menjaga kebersihan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Jangan lupa, rajin cuci tangan. Kultur di Indonesia itu sulit kalau tidak jabat tangan. Jangan sampai, relasi di antara manusia menjadi hilang,” pungkasnya. (Bud)