Butuh Sinergitas Semua Elemen Untuk Selamatkan Masa Depan Anak

Retno Sudewi (kiri)
Kepala DP3AP2KB Jawa Tengah Retno Sudewi (kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi soal penanganan anak terdampak pandemi, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Yayasan Akatara-Jurnalis Sahabat Anak bersama Unicef Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, untuk menyelamatkan masa depan anak yang terdampak pandemi COVID-19. Pendampingan tidak hanya dilakukan jangka pendek saja, tetapi juga jangka panjang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah Retno Sudewi mengatakan ada sekira 10 ribu anak yang terdampak pandemi dan tersebar di 35 kabupaten/kota, membutuhkan uluran tangan tidak hanya dari pemerintah saja tetapi juga dari elemen bangsa lainnya. Pernyataan itu dikatakan saat menjadi narasumber di acara Menyelamatkan Masa Depan Anak Terdampak Pandemi Korona di Hotel Wujil Ungaran, kemarin.

Retno menjelaskan, penanganan yang dibutuhkan tidak hanya jangka pendek saja tetapi juga harus jangka panjang. Tujuannya, untuk memastikan dan menjamin hak-hak anak yang terdampak pandemi itu terpenuhi.
Menurutnya, pemenuhan kebutuhan anak tidak hanya saat ini karena masa depan anak itu masih panjang.

“Kalau polda itu khusus untuk yatim piatu. Karena kebutuhannya berbeda untuk anak di bawah satu tahun, dengan anak SMA kan berbeda kebutuhannya. Kalau untuk Baznas provinsi maupun kabupaten/kota, mengambil khusus untuk anak yang yatim dulu,” kata Retno.

Terpisah, Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Tri Wuryaningsih menambahkan bahwa potensi masyarakat yang bersinergi akan menjadi kekuatan untuk menyelamatkan masa depan anak guna melewati masa pandemi.

Menurutnya, berbagai potensi itu bisa lembaga keagamaan maupun organisasi kemasyarakatan dan juga filantropi untuk bergerak bersama.

“Sangat membutuhkan banyak dukungan. Kita tidak hanya bisa mengandalkan peran dari pemerintah, namun juga dari berbagai elemen. Kalau kita lihat secara sosiologis, perlindungan anak melibatkan empat komponen,” ujar Tri.

Lebih lanjut Tri menjelaskan, seluruh elemen atau potensi bangsa yang bersinergi bersama itu bisa saling bekerja sama dan berkoordinasi untuk menghindari adanya bantuan tumpang tindih atau tidak merata. (Bud)