Opor Ayam Saat Lebaran Jadi Penyebab Inflasi di Jateng

Inflasi
Ilustrasi/ISTIMEWA

Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, pada Mei 2021 kemarin terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Penyumbang inflasi tertinggi Jateng masih disumbang makanan dan minuman serta tembakau, salah satu di antaranya adalah daging ayam ras karena ada momentum hari raya Lebaran.

Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan dalam tiga bulan terakhir di 2021 ini, laju inflasi sudah menunjukkan geliat kenaikan karena didorong dari aktivitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Pernyataan itu dikatakannya saat menyampaikan perkembangan inflasi Jateng secara virtual, kemarin.

Sentot menjelaskan, dari enam kabupaten/kota di Jateng yang dilakukan survei laju perkembangan harganya itu Kabupaten Cilacap dan Kota Tegal mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,25 persen. Sedangkan Kota Surakarta, mengalami inflasi 0,06 persen.

Menurut Sentot, inflasi di Jateng sebesar 0,17 persen itu terjadi karena pada Mei 2021 masih ada kegiatan puasa dan Lebaran serta pesta Syawalan sehingga kebutuhan makanan dan minuman serta tembakau relatif masih tinggi.

“Komoditas-komoditas utama yang menyebabkan inflasi antara lain adalah daging ayam ras. Daging ayam ras ini menyebabkan atau menyumbang inflasi 0,0558 persen. Kemudian minyak goreng 0,0321 persen, dan disusul emas perhiasan menyumbang inflasi 0,0251 persen,” kata Sentot.

Lebih lanjut Sentot menjelaskan, meskipun terjadi inflasi di Jateng sebesar 0,17 persen namun masih ada beberapa komoditas yang mampu meredam kenaikan harga. Komoditas yang menjadi penyumbang deflasi di Jateng, di antaranya adalah cabai merah dan cabai rawit.

“Sebelumnya, kedua komoditas itu sempat menyumbang inflasi pada bulan April 2021. Kemudian disusul telur ayam ras, sebagai komoditas yang meredam laju inflasi di Jateng,” pungkasnya. (Bud)