Semarang, Idola 92.6 FM – “Begin with the End in Mind” atau “Mulai dari Akhir Tujuan”, adalah salah satu kebiasaan dari 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey. Ia menganjurkan, agar dalam segala sesuatu, termasuk dalam merencanakan pendidikan, kita mesti memulai dari akhir tujuan. “Kendalikan Nasibmu Sendiri! Karena kalau Tidak, Orang Lain Yang Akan Mengendalikannya” nasihatnya.

Ada apa di depan sana? Ingin menjadi apa kita di sana? Visi dan hasil penerawangan itu lah yang mesti mulai kita lakukan sekarang.

Maka, hal itu pula yang mestinya mendasari kebijakan, termasuk kebijakan bidang pendidikan. Mengingat, dunia pendidikan dihadapkan pada banyak tantangan ke depan akibat pesatnya kemajuan teknologi yang telah mengubah hampir semua cara kita hidup, cara kita bekerja, berbelanja, dan cara kita belajar.

Mungkin karena itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mencari terobosan dan melakukan transformasi lebih baik daripada tahun sebelumnya. Dalam paparannya, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, sepanjang 2020 Kemendikbud menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga enam.

Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus ujian sekolah berstandar nasional (USBN), mengganti ujian nasional (UN), penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mengatur kembali penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK SMA
Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK SMA.

Selanjutnya pada 2021, Kemendikbud akan melanjutkan transformasi pendidikan dan pemajuan kebudayaan. Salah satu program prioritas utamanya adalah revitalisasi pendidikan vokasi. Sebanyak 900 SMK akan ditingkatkan kualitas pendidikannya baik dari sisi SDM maupun infrastruktur dan perguruan tinggi vokasi akan didekatkan dengan industri.

Tercatat, ada 4 strategi utama yang akan dilakukan Kemendikbud pada tahun ini yaitu:

  1. Pembangunan infrastruktur dan teknologi.
  2. Penguatan kebijakan, prosedur, dan pendanaan.
  3. Penguatan kepemimpinan, masyarakat, dan kebudayaan.
  4. Penguatan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

Lantas, membaca visi pendidikan nasional, ke manakah kita akan menuju? Apa saja tantangan yang ada di depan sana, sehingga arah itu yang dipilih? Lalu, apa saja penyessuaian yang perlu kita lakukan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Johanes Eka Priyatma, Ph.D (Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta); Iwan Pranoto (Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB)); dan Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan). (andi odang/her)

Dengarkan podcast diskusinya: