BI Terus Dorong UMKM Jateng Go Digital

Kepala KPw BI Jateng Pribadi Santoso
Kepala KPw BI Jateng Pribadi Santoso sedang bertransaksi menggunakan QRIS di pameran UMKM di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Minggu (3/1).

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah terus mendorong para pelaku UMKM, agar melek dan teredukasi menggunakan aplikasi digital atau terdigitalisasi. Tujuannya, agar memudahkan dalam proses pemasaran produknya dan mudah dijangkau calon pembeli.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Pribadi Santoso mengatakan para pelaku UMKM yang ada di Jateng, harus mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memasarkan produknya kepada masyarakat. Sehingga, mampu bertahan dan bangkit di masa pandemi COVID-19. Pernyataan itu dikatakan saat melihat pameran UMKM di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Minggu (2/1).

Pribadi menjelaskan, pihaknya sudah cukup sering menggelar sejumlah kegiatan untuk memberikan edukasi kepada pelaku UMKM memanfaatkan kecanggihan teknologi. Tujuannya, agar pelaku UMKM itu melek dengan sistem digital.

Menurutnya, penggunaan digitalisasi tidak hanya sebatas pada pembayarannya saja tetapi juga pemasaran produknya. Sehingga, produknya tersebut bisa menjangkau calon pembeli tidak hanya di wilayah dalam negeri saja tetapi bisa sampai ke luar negeri.

“Bahwa UMKM memang menjadi tulang punggung perekonomian, terutama di masa pandemi ini. Kami juga fokus pada pengembangan UMKM. UMKM yang digital, berdasarkan riset yang ada maka UMKM yang menggunakan digital itu tiga kali lebih dapat menghasilkan profit dibanding UMKM biasa. Jadi jangan ketinggalan. Di bandara ini biasanya orang tidak spend waktu terlalu banyak, sehingga perlu punya QRIS ini,” kata Pribadi.

Lebih lanjut Pribadi menjelaskan, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan QRIS sebagai pembayaran nontunai tidak hanya bisa digunakan di dalam negeri saja tetapi juga mancanegara. Saat ini, BI sedang membuat program pilot project dengan Thailand dalam hal pengembangan QRIS.

“Misalnya ada wisatawan Thailand ke Semarang beli produk UMKM di bandara, karena buru-buru mengejar penerbangan maka pembayaran bisa dilakukan saat berada di pesawat. QRIS-nya difoto, terus dibayar pas di pesawat juga bisa. Karena juga bisa dibayar dengan local currency settlement, wisatawan asing itu bisa bayar pakai rupiah,” pungkasnya. (Bud)