Gus Yasin Ajak Komite Ekonomi Kreatif Jateng Entaskan Kemiskinan

UMKM batik di Kendal
Wagub Taj Yasin saat berdialog dengan pelaku UMKM batik di Kendal.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah menggandeng Komite Ekonomi Kreatif Jateng, untuk bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membina satu desa guna peningkatan kesejahteraan. Tujuan akhirnya, untuk membantu memercepat program pengentasan kemiskinan di daerah prioritas di Jateng.

Wagub Taj Yasin Maimoen mengatakan pemprov memiliki program Satu OPD Satu Desa Binaan, dan akan dikolaborasikan dengan Komite Ekonomi Kreatif Jateng dalam rangka percepatan pengentasan kemiskinan di daerah prioritas. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di rumah dinas, Rabu (9/2) malam.

Gus Yasin menjelaskan, dengan menggandeng Komite Ekonomi Kreatif itu akan memunculkan ide dan gagasan dalam pengembangan program Satu OPD Satu Desa Binaan. Sehingga, dari Komite Ekonomi Kreatif bisa memberikan rekomendasi tentang pengelolaan desa binaan yang selama ini menjadi perhatian pemerintah.

Menurutnya, pengembangan program Satu OPD Satu Desa Binaan tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur saja tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Sehingga, ekonomi lokal yang ada di desa bisa diangkat menjadi daya ungkit pengentasan kemiskinan.

“Kita dikasih tahu ada kampung tematik, ada kampung kreatif (KEK) di beberapa daerah. Ada di Kabupaten Rembang, di Kota Semarang dan di berbagai daerah. Saya akhirnya pengen mengembangkan program pemprov yang saat ini diampu, yakni Satu OPD Satu Desa Binaan. Kita pengen bentuk, bahwa Jawa Tengah ini adalah provinsi ekonomi kreatif yang ada representasi dari Indonesia. Mungkin itu yang pengen kita kejar,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, saat ini pemprov memberikan perhatian kepada lima kabupaten di Jateng sebagai program prioritas pengentasan kemiskinan karena masuk dalam skala kemiskinan ekstrem. Yakni Kabupaten Brebes, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen dan Pemalang.

“Kita akan bergerak secepatnya, setelah Komite Ekonomi Kreatif ini memberikan masukan dan rekomendasi. Kita langsung garap, dan kalau diperlukan menggandeng perusahaan bisa mengarahkan CSR-nya ke target yang sudah kita petakan,” pungkasnya. (Bud)