Kemendikbudristek Luncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia

Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia
Untuk melengkapi berbagai program penguatan literasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. (Dok. Kemendikbudristek)

Menurut penelitian yang dilakukan dengan responden siswa kelas 1 sampai dengan 3 SD, pelatihan yang menyertai pengiriman buku bacaan meningkatkan nilai literasi siswa sebanyak 8 persen pada kemampuan membaca dan 9 persen pada kemampuan mendengar. Lebih dari itu, salah satu fokus utama dalam meningkatkan literasi adalah pemilahan buku yang tepat. “Buku bacaan yang kami kirimkan ke sekolah melalui program ini terdiri dari buku-buku yang berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca anak,” ujar Mendikbudristek.

Pada peran sebagai jendela, buku membantu pembaca melihat pengalaman baru yang berbeda dari kehidupannya melalui kejadian yang dialami oleh tokoh cerita. Sementara itu, dalam perannya sebagai pintu geser, buku membawa pembaca untuk berimajinasi mengeksplorasi dunia baru melalui ilustrasi dan cerita fantasi. Kemudian, buku berperan sebagai cermin, yaitu buku memberikan kesempatan untuk merefleksikan pengalaman hidupnya sendiri melalui cerita dalam buku. melihat konteks yang sudah dikenal anak di dalam buku. Hal ini mendukung peningkatan daya pikir kritis anak dengan melakukan refleksi atas hal-hal yang ada di sekitarnya.

Melengkapi Tiga Terobosan Merdeka Belajar

Terobosan Merdeka Belajar Episode ke-23 diluncurkan untuk melengkapi tiga terobosan Merdeka Belajar yang telah hadir sebelumnya dan berfokus pada peningkatan literasi peserta didik. Pertama adalah program Kampus Mengajar yang menjadi bagian dari Kampus Merdeka sebagai Merdeka Belajar episode ke-2. Mahasiswa yang menjadi peserta program Kampus Mengajar dikirim ke sekolah-sekolah di daerah untuk membantu peningkatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Sejak diluncurkan pada tahun 2020, saat ini sudah ada lebih dari 90 ribu mahasiswa peserta program Kampus Mengajar yang membantu lebih dari 20 ribu sekolah.

Kedua, Organisasi Penggerak yang diluncurkan sebagai Merdeka Belajar episode ke-4. Melalui program ini, 156 lembaga dan organisasi yang bergerak di bidang pendidikan telah mendampingi sekolah untuk mengembangkan penguatan literasi.

Ketiga adalah Kurikulum Merdeka sebagai Merdeka Belajar episode ke-15 yang memberikan keleluasaan yang jauh lebih besar bagi guru untuk memanfaatkan buku-buku bacaan sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.