Kios Pandawa Kita Hadir, Pangkas Mata Rantai Distribusi Pangan Beras

Kios Pandawa Kita di Pasar Kanjengan
Pj Gubernur Nana Sudjana (dua dari kanan) bersama Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra (paling kanan) saat meninjau kios Pandawa Kita di Pasar Kanjengan.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Pemkot Semarang, menghadirkan kios Pandawa Kita untuk menekan laju inflasi di provinsi ini.

Kios Pandawa Kita yang berada di Pasar Kanjengan Semarang, akan menjadi kios rujukan harga bagi pedagang beras lainnya dalam menjual kepada masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan kios Pandawa Kita dihadirkan sebagai upaya solusi untuk menekan dan mengendalikan harga komoditas pangan di provinsi ini. Hal itu dikatakan saat ditemui di Pasar Kanjengan, Rabu (15/11).

Rahmat menjelaskan, hadirnya kios Pandawa Kita menjadi terobosan dalam upaya mengendalikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas pangan.

Salah satunya, untuk mengatasi kenaikan komoditas beras yang menyumbang inflasi Jateng pada Oktober 2023 sebesar 22,58 persen secara yoy.

Menurut Rahmat, kios Pandawa Kita merupakan kerja bersama dengan Pemkot Semarang sebagai pilot project untuk di wilayah Jateng.

Diharapkan, sebulan mampu menjual kurang lebih 16-20 ton beras dan menjadi referensi harga jual beras bagi pedagang di sekitar Pasar Kanjengan.

“Harapannya memang ini ke depan kapasitas beras yang akan kita jual akan bertambah, sehingga akan efektif kios Pandawa Kita menjadi market price reference. Nantinya harga-harga di luar kios Pandawa Kita bisa mengikuti harga yang kita tetapkan di sini,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, saat ini harga beras medium di pasaran dijual Rp13 ribu sampai Rp14 ribu per kilogram dan hadirnya kios Pandawa Kita bisa dijual dengan harga di bawah Rp13 ribu per kilogram.

Untuk saat ini, pasokan beras di kios Pandawa Kita berasal dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Kota Semarang dan ke depan bisa berasal dari Kabupaten Sukoharjo dan Grobogan.

“Berasnya dijual dengan mekanisme pasar tapi harganya kita tekan, karena memotong empat titik mata rantai. Ke depannya kios Pandawa Kita juga bisa menjual komoditas pangan lainnya,” pungkasnya. (Bud)