Pemda Diminta Terapkan Prinsip Zero Delta Q policy  

Dari kiri ke kanan, Direktur Politeknik Pekerjaan Umum Semarang Thomas Setiabudi Aden, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI , Bob Arthur Lombogia dan wakil ketua Program World Water Forum Ke-10, Arie Setiadi Moerwanto

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Pemerintah daerah diminta untuk menerapkan prinsip zero delta Q policy dalam melakukan pembangunan, khususnya yang terkait dengan sempadan sungai.

Hal itu diungkapnya Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI , Bob Arthur Lombogia, disela acara international Hybrid seminar dengan tema from risk to resilience: collaborating for effective water related disaster risk management in climate change oleh Politeknik Pekerjaan Umum (PU) di Kota Semarang, kamis (14/12)

Bob mengatakan, Zero Delta Q policy merupakan kebijakan  dimana setiap pembangunan  yang dilakukan, tidak menambah debit air ke sistem aliran sungai. Hal ini sering menjadi masalah yang ia temui di kota – kota besar.

“Ada kebijakan pemerintah daerah untuk diterapkan, apabila menggunakan ruang di suatu daerah aliran sungai maka harus menerapkan delta Q. maksudnya akibat adanya pembangunan tidak menyebabkan debit air masuk ke sungai,” ujaranya

Menurut Bob, pembangunan yang dilakukan juga harus  memikirkan bagaimana melestarikan casement area, sehingga bangunan yang telah dibangun memiliki umur yang panjang. Apalagi saat ini dengan adanya perubahan iklim, potensi bencana sepeti banjir semakin meningkat.

“kita harus berpikir cara melestarikan casement area. Jadi bangunan – bangunan yang sudah dibangun itu umurnya panjang. Tidak perlu lagi ditingkatkan,” ujarnya

Sementara itu wakil ketua Program World Water Forum Ke-10, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, Indonesia ingin mendorong adanya hasil yang nyata dari forum yang akan dilaksanakan pada bulan mei  2024 mendatang tersebut. Bersama negara – negara di asia pasifik pihaknya ingin bertukar pengetahuan apalagai Indonesia memiliki ahli dalam bidang pengelolaan air.

“kita akan membentuk centre of exelence for water and climate resilience. Ini akan memberikan pengetahuan, tukar menukar ahli dan Kerjasama pengetahuan dengan negara-negara di asia,” ungkapnya

Selain itu Indonesia akan mendorong sesi khusus yang akan membahas mengenai manajemen air untuk pulau – pulau. Hal ini karena Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau, dan selain itu diharapkan juga bisa memberikan layanan untuk negara – negara asir pasifik.

“kenapa sangat penting? karena mereka sangat rentan dengan perubahan iklim,” ujarnya

Disisi lain Direktur Politeknik Pekerjaan Umum Semarang Thomas Setiabudi Aden  mengatakan, seminar ini diharapkan bisa meningkatkan   kemampuan dan kompetensi mahasiswa . Ini sebagai langkah mendukung program PUPR untuk menyiapkan generasi muda sebagai penerus pembangunan infrastruktur di indonesia

“kita melibatkan mahasiswa dan komunitas yang mencintai water resources dan mencintai tekhnik keairan,’’ ujarnya

Mengingat kebutuhan saat ini masih ada gap yang cukup besar antara lulusan berkompetensi dengan kebutuhan dunia kerja.

“Kita masih kekurangan pekerja terampil, dan ini terbukti 90 persen lulusan kita langsung diserap dunia kerja” pungkasnya