PGN Unggulkan Program Pengembangan Kompetensi dan Adaptasi Digital

Dua pegawai PGN
Dua pegawai PGN tengah memerhatikan peta sebaran cakupan gas bumi.

Semarang, Idola 92,6 FM-PGN terus mendukung upaya pemerintah dalam pemenuhan energi, dan pengembangan gas bumi tanah air dengan mengimplementasi Human Capital Management.

Aspek Human Capital dianggap berperan penting, dalam mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan.

Aspek pengembangan kompetensi teknis, pengembangan kepemimpinan dan literasi digital menjadi hal yang diutamakan dalam pengelolaan Human Capital.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN Beni Syarif Hidayat mengatakan pihaknya secara Group tercatat mempunyai 3.316 pekerja hingga Triwulan tiga 2023 yang sebagian besar merupakan generasi milenial. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, hari ini.

Beni menjelaskan, sumber daya manusia (SDM) tersebut dikelola dengan menerapkan Strategi Human Capital.

Yakni build the leaders, build the work environment dan build the organization.

Beni menjelaskan, PGN bersungguh-sungguh dalam mengoptimalisasi tenaga kerja seiring pertumbuhan bisnis gas bumi dan tantangan pengelolaan energi di masa depan.

Optimalisasi tersebut fokus pada peningkatan produktivitas, kualitas kinerja dan efisiensi.

Menurutnya, SDM PGN diasah agar memiliki keunggulan yang kompetitif dan adaptif serta berkelanjutan.

“Dengan pengalaman PGN selama 58 tahun sebagai badan usaha pengelola gas bumi nasional, peran SDM sangat primer untuk mendukung pencapaian kinerja operasi maupun finansial. Maka, SDM PGN Group senantiasa diasah agar mampu berkontribusi terhadap pencapaian tersebut. Termasuk menjawab dinamika bisnis saat ini yang sangat erat dengan digitalisasi, SDM PGN Group harus mampu beradaptasi dan cakap dengan hal itu,” kata Beni.

Lebih lanjut Beni menjelaskan, selain menjalankan peran dan fungsi di masing-masing unit kerja itu SDM PGN mendapatkan fasilitas dari HCM untuk mengasah pengetahuan dan kompetensi serta inovasi pekerja melalui serangkaian program capacity development.

“Kami laksanakan secara terstruktur, berjenjang dan berkelanjutan dengan menggunakan metode komprehensif 70:20:10 di mana 70 persen disampaikan melalui Experiential Learning, 20 persen Coaching atau Mentoring dan 10 persen program in class training,” pungkasnya. (Bud)