“Indonesia Cemas 2045,” Pendapatan Kelas Menengah Lebih Kecil dari Pengeluaran, Apa penyebabnya?

Indonesia Cemas 2045
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Pendapatan penduduk usia 17-40 tahun yang masuk kedalam ‘calon kelas menengah’ dan ‘kelas menengah’ diprediksi akan berada di bawah angka pengeluaran bulanan pada 2045. Defisit gaji ini bisa melanda sekitar 69 juta warga dan mengganggu pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045.

Hal itu diungkapkan Tim Jurnalisme Data Harian Kompas dalam Kompas.id (27/02/20024), dengan mengolah data pengeluaran Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, pendapatan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2021, serta garis kemiskinan sepanjang 2011-2017 dan 2021. Ketiga data itu bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Bank Dunia mendefinisikan, calon kelas menengah Indonesia memiliki pengeluaran 1,5 – 3,5 kali garis kemiskinan per-kapita per-bulan. Nilai pengeluaran ini setara dengan Rp 729.252 – Rp 1,7 juta per-orang per-bulan. Kelas menengah Indonesia didefinisikan memiliki pengeluaran 3,5 – 17 kali lipat garis kemiskinan per-kapita per-bulan. Angka ini setara dengan Rp 1,7 juta – Rp 8,26 juta per-orang per-bulan.

Lalu, ketika “Indonesia Cemas 2045” dengan ditandai pendapatan kelas menengah lebih kecil dari pengeluarannya: apa penyebabnya? Bisakah kita minimalisir atau hilangkan? Bagaimana caranya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Fitria Husnataria (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangkaraya) dan Bhima Yudistira Adhinegara (Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS)). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: