OJK Kasih Bocoran Ekonomi Dunia, Indonesia Harus Fokus Dengan Keunggulan Dalam Negeri

Mahendra Siregar
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK.

Semarang, Idola 92,6 FM-Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK menilai, sektor jasa keuangan masih terjaga stabil.

Hal tersebut didukung tingkat permodalan yang kuat, dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global.

Bahkan, kinerja perekonomian global masih di bawah ekspektasi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan di Amerika Serikat tekanan inflasi kembali mereda di tengah moderasi pasar tenaga kerja dan kinerja sektor riil, sehingga mendorong meredanya tekanan di pasar keuangan global. Pernyataan itu disampaikan melalui sesi daring, Senin (10/6).

Mahendra menjelaskan, situasi geopolitik tidak akan lebih baik dalam 10 tahun ke depan.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus siap fokus untuk mengkapitalisasi keunggulan yang ada dari dalam negeri.

Menurutnya, untuk menjaga stabilitas di sektor jasa keuangan di tengah ketidakpastian global tersebut pihaknya mengambil langkah kebijakan penting dengan mendukung pemberantasan judi online dan menekan risiko kredit di segmen usaha kecil dan mikro.

Sejumlah kebijakan juga telah dilakukan, melalui kerja sama dengan Kominfo dan perbankan

“Terlepas dari kondisi geopolitik yang menurut hemat saya, mungkin pakai topi saya sebelumnya, tidak akan lebih baik 10 ke depan. Jadi kalau berharap geopolitik adalah faktor yang musiman, don’t count it. Ini adalah the new permanent situation. Jadi, fokus pada apa yang memang menjadi tujuan kekuatan kita semua. Kita kapitalisasikan,” kata Mahendra.

Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, di perekonomian domestik diketahui pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2024 lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Hal tersebut didorong pengeluaran pemerintah dan lembaga nonprofit, yang melayani rumah tangga.

“Keadaan ekonomi makro Indonesia juga baik, dengan pertumbuhannya yang tinggi dan tingkat inflasi terkendali serta stabilitas keuangan juga relatif baik di tengah adanya tensi geopolitik. Itu menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya. (Bud)