Tangan Firman Ubah Bengok Jadi Karya Nan Elok

Firman Setiyadi turun langsung mengambil bahan baku berupa bengok atau Enceng gondok untuk diolah menjadi kerajinan.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Bengok dalam bahasa Jawa yang artinya adalah Enceng gondok itu, mudah ditemukan di daerah rawa atau aliran sungai.

Salah satu tempat yang cukup banyak ditemukan Enceng gondok atau bengok, ada di Rawa Pening di Kabupaten Semarang.

Enceng gondok yang menutup hampir sebagian permukaan rawa itu, mengganggu ekosistem air dan menjadikan Rawa Pening dangkal karena sedimentasi dari akar bengok.

Kondisi tersebut ditangkap Firman Setiyaji, pemuda Tuntang di Kabupaten Semarang yang akhirnya turun tangan mencoba mengurai persoalan Enceng gondok di daerah tempat tinggalnya.

Ternyata, Firman bukannya membuang Enceng gondok itu melainkan mengumpulkannya dan kemudian dikeringkan.

Menurut Firman, pada 2019 dirinya membuka usaha dengan nama ‘Bengok Craft’ yang mengelola eceng gondok menjadi aneka kerajinan.

“Pendirian Bengok Craft dilatarbelakangi tiga hal. Yang pertama meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, kedua menjadi pengembangan sosial melalui pemberdayaan masyarakat dan yang ketiga terkait perlindungan lingkungan untuk melestarikan Rawa Pening dengan meminimalisir pertumbuhan eceng gondok,” kata Firman.

Firman menjelaskan, lima tahun usahanya sudah berjalan dan kini ada 20 pegawai yang ikut Bengok Craft dengan mayoritas merupakan lansia dan ibu-ibu.

Guna memerkuat usahanya, Firman mendaftarkan diri menjadi peserta pelatihan Pertamina UMK Academy 2024 dan menjadi salah satu peserta yang terpilih dari klaster Regional Jawa Bagian Tengah.

“Saya mengikuti delapan kali pelatihan online class dari Pertamina UMK Academy Regional Jawa Bagian Tengah dan mendapat banyak sekali manfaat. Mulai dari bagaimana mengembangkan usaha, memasarkan produk, bagaimana produk kita inovatif dan diterima di pasaran,” jelasnya.

Sementara Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho menyatakan, Pertamina UMK Academy merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina.

Tujuannya, untuk meningkatkan taraf ekonomi secara khusus bagi pelaku usaha maupun secara umum untuk perekonomian nasional.

“Kalau sebelumnya Pertamina UMK Academy diberikan kepada pelaku UMK yang dibina melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PPUMK), kini keikutsertaannya dibuka untuk umum dengan proses pendaftaran dan seleksi,” ucap Brasto.

Menurut Brasto, dari 133 peserta di Regional Jawa Bagian Tengah ada 45 peserta berhasil lolos ke skala nasional berkat keaktifan dan keunggulan usaha yang dijalankan.

Peserta yang lolos ke skala nasional akan bergabung dengan peserta-peserta terpilih dari regional lainnya, untuk mendapatkan pelatihan dan pembinaan lanjutan yang lebih intensif. (Bud)