Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melaporkan realisasi Program Revitalisasi Satuan Pendidikan telah mencapai lebih dari 99 persen. Program ini mencakup pembangunan dan renovasi ribuan satuan pendidikan di berbagai jenjang, serta penguatan sarana pendukung pembelajaran, termasuk digitalisasi. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta, Senin (15/12). (Foto Dok. Badan Komunikasi Pemerintah)

Jakarta, Idola 92.6 FM-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melaporkan realisasi Program Revitalisasi Satuan Pendidikan telah mencapai lebih dari 99 persen. Program ini mencakup pembangunan dan renovasi ribuan satuan pendidikan di berbagai jenjang, serta penguatan sarana pendukung pembelajaran, termasuk digitalisasi.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyampaikan capaian tersebut dalam laporannya kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming, dan seluruh jajaran Kabinet Merah Putih dalam Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta, Senin (15/12). Ia menegaskan sebagian besar sekolah yang menjadi target revitalisasi telah selesai dibangun dan siap diresmikan sesuai agenda presiden.

“Kami laporkan secara umum untuk program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang kita rencanakan dibangun 16.175 (unit) dan sudah dalam proses pembangunan, yakni sebanyak 16.156 (unit),” kata Mu’ti, seperti dilansir dalam siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah.

Lebih lanjut, Mu’ti menjelaskan serapan anggaran revitalisasi untuk jenjang PAUD hingga SMA berada pada kisaran 98 hingga 99 persen. Khusus untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), serapan anggaran mencapai 99,81 persen. Berdasarkan data Kemendikdasmen, dari total 16.156 satuan pendidikan yang direvitalisasi, serapan anggaran secara keseluruhan telah mencapai 99,34 persen.

Dalam laporan Sidang Kabinet tersebut, Kemendikdasmen juga mencatat sejumlah 3.274 bangunan sekolah dan fasilitas pendidikan yang terdampak bencana banjir di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Yang sudah kami lakukan untuk beberapa hal terkait dengan yang terdampak (bencana) itu, pertama bantuan dalam bentuk barang: 148 unit tenda ruang kelas darurat, 15.000 school kit, 7.500 bingkisan anak, 2.000 sepatu, 700 family kit, dan 65.000 eksemplar buku teks dan nonteks,” imbuh Abdul Mu’ti.

Tak hanya itu, pemerintah melalui Kemendikdasmen juga telah menyalurkan bantuan dalam bentuk uang senilai Rp 39,6 miliar, di antaranya untuk tunjangan khusus guru di daerah bencana sebesar Rp 35 miliar. Bantuan tersebut akan diberikan kepada sekitar 16.500 guru dengan nilai kurang lebih Rp2 juta per orang.

Sementara itu, aktivitas belajar mengajar di sejumlah wilayah terdampak bencana mulai berangsur pulih. Di Aceh, dari 18 kabupaten/kota yang terdampak, tiga daerah yakni Pidie, Subulussalam, dan Lhokseumawe, telah melaksanakan pembelajaran secara penuh.

Di Sumatera Barat, seluruh 16 kabupaten/kota terdampak telah kembali melaksanakan pembelajaran, kecuali 93 sekolah di Kabupaten Agam yang masih diliburkan hingga 22 Desember 2025.

Adapun di Sumatera Utara, seluruh daerah terdampak banjir telah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara penuh, kecuali di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Langkat, dan Sibolga yang masih menjalankan pembelajaran secara terbatas. (her/dav)

Artikel sebelumnyaBMKG Pasang Lebih dari 10.000 Detektor Pantau Gempa hingga Tsunami
Artikel selanjutnyaAntisipasi Hujan Ekstrem, BMKG Modifikasi Cuaca di 6 Titik dari Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.