
Semarang, Idola 92.6 FM- Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Semarang menyiapkan langkah hukum menyikapi pesan berantai di grup whatsapp dan sosial media yang menyebut Ahmad Ramzy, seorang jurnalis anggota Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) sebagai biang kerok kericuhan demo di Salatiga, Jumat (29/08) lalu. AJI Semarang secara tegas membantah tuduhan tersebut. Saat ini Ahmad Ramzy merupakan jurnalis di Serat.ID.
โTuduhan tersebut tidak berdasar, menyesatkan, serta merugikan integritas pribadi maupun organisasi,โ kata Ketua AJI Semarang, Aris Mulyawan, dalam siaran persnya, Rabu (03/09).
Aris menegaskan, tuduhan tersebut merupakan fitnah yang berbahaya karena tidak hanya mencederai nama baik anggota yang bersangkutan, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap profesi jurnalis. โKami menegaskan Ahmad Ramzy adalah anggota AJI Semarang yang selama ini bekerja secara profesional sebagai jurnalis.
Menuduhnya terlibat dalam kerusuhan tanpa bukti adalah tindakan fitnah yang serius. AJI Semarang tidak akan tinggal diam,โ kata Aris yang juga jurnalis Suara Merdeka.
Selain itu, AJI Semarang juga mengecam praktik doxing atau menyebarluaskan data pribadi yang dilakukan oleh sejumlah orang lewat media sosial terhadap anggota AJI. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran privasi, berpotensi membahayakan keselamatan, dan dapat memicu serangan digital maupun fisik terhadap jurnalis.
AJI Semarang menegaskan akan menempuh langkah hukum terhadap penyebar fitnah serta akun-akun media sosial yang terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan doxing terhadap anggotanya.
โKami akan menyiapkan langkah hukum untuk memastikan pihak-pihak yang menyebarkan fitnah dan melakukan doxing dimintai pertanggungjawaban. Ini penting sebagai bentuk perlindungan terhadap jurnalis sekaligus upaya menjaga kebebasan pers,โ tegas Aris.
AJI Semarang mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan tidak mudah mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
AJI Semarang juga mengimbau semua pihak untuk menghormati kerja-kerja jurnalis yang dilindungi undang-undang serta tidak menyeret mereka ke dalam konflik politik maupun sosial yang bukan menjadi ranah mereka.
โPatut diduga fitnah dan doxing yang menimpa terhadap jurnalis sebagai bentuk pembungkaman media,โ tandasnya.
Upaya Doxing pada Jurnalis
Sebelumnya, beredar pesan berantai di grup whatsapp dan sosial media yang menyebut seorang jurnalis anggota Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) sebagai biang kerok kericuhan demo di Salatiga, Jumat (29/08) lalu.
Pesan itu berupa teks dan foto identitas KTP, foto Ramzy dengan tulisan provokatif “Ini adalah orang yang membuat situasi salatiga menjadi tidak aman”, dan biodata Ramzy sebagai mahasiswa juga dicantumkan. Demonstrasi itu diinisiasi sebagai aksi dukungan terhadap pengemudi ojek online (Ojol) di Lapangan Pancasila Salatiga.
Berdasarkan informasi, sekitar pukul 19.30 beberapa ojol melarang bergabungnya massa aksi mahasiswa dan masyarakat sipil untuk bergabung.Kemudian massa aksi memilih untuk berdoa di depan Tugu Pancasila, Salatiga.
Pukul 20.00, massa aksi menggelar tabur bunga dan lilin untuk mendoakan korban demonstrasi, dan dilanjutkan longmarch mengitari Lapangan Pancasila dan melewati Polres Salatiga.
Pukul 21.00, mahasiswa membubarkan diri melalui jalan samping Polres Salatiga dan beberapa massa masih bertahan diri di gerbang samping
Pukul 21.30, terjadi gesekan dengan massa aksi dan aparat menembakkan ke arah massa yang jalanan berdampingan dengan perkampungan sehingga beberapa warga dilarikan ke rumah sakit, 1 anak kecil dan 1 warga yang terkena asma.
Pukul 22.00, masih terjadi tembakan gas air mata sekitar 15-20 kali secara membabi buta.
Setelah mereda, tersebar isu akan terjadi demonstrasi yang akan dilakukan Sabtu (30/08) namun aksi tersebut tidak ada dan diduga framing untuk melakukan sweepping ke beberapa wilayah di Salatiga.
Pada Senin (1/9/2025) malam mulai menyebar informasi yang tidak bertanggungjawab Ahmad Ramzy merupakan biang kerok kerusuhan. (her/dav)