ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM-Pascakegagalan menuju Piala Dunia 2026, kini jabatan pelatih timnas Garuda masing lowong. Usai pemecatan Patrick Kluivert seiring kegagalan Indonesia menuju Piala Dunia 2026, Timnas Garuda belum memiliki pelatih.

Muncul pertanyaan, siapa sosok yang paling pas melatih Timnas? Menurut Prof Dwi Cahyo Kartiko, akademisi yang juga Wakil Rektor IV Universitas Negeri Surabaya, terkait sosok juru taktik atau pelatih Timnas Garuda ke depan, ada 6 kriteria calon pelatih Timnas Garuda. Yakni, memahami kondisi Indonesia, memiliki pengalaman melatih timnas negara atau level klub, mehahami filosofis yang sesuai dgn karakter pemain Timnas, komunikatif-adaptif, serta ditopang dengan anggaran dan infrastruktur yang memadai.

“Yang pertama, memahami kondisi Indonesia. Kita kan, tren-nya adalah pemain diaspora atau naturalisasi. Itu kan, harus diramu dengan baik antara pemain lokal dan diaspora. Sosial budaya sepakbola pasti berbeda. Kita lihat bagaimana karakter ataupun tipikal dari pemain-pemain naturalisasi yang rata-rata dari Belanda,” kata Prof Dwi Cahyo yang juga Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jawa Timur, dalam diskusi Good to Great radio Idola, Jumat (24/10).

Yang kedua, menurut Prof Dwi Cahyo, harus memiliki pengalaman menangani timnas negara lain atau klub yang kompetitif secara internasional. Tidak hanya domestik saja. “Harapannya level internasional karena calon lawan timnas adalah negara-negara lain,” katanya.

Ketiga, pelatih mesti memiliki kemampuan membangun tim jangka menengah dan jangka panjang. Bukan sekadar membangun tim dalam waktu singkat (instant). “Proses ini yang hampir-hampir gak terbentuk. Yang penting hasilnya. Padahal, yang penting, bagaimana proses itu sampai ke puncak,” ujarnya.

Keempat, mampu menerapkan filosofis sepak bola yang sesuai dengan karakter pemain timnas. “Indonesia kan lebih fleksibel. Kecepatan dan fisik pemain kita seperti apa harus dipahami,” tuturnya.

Kelima, komunikatif, adaptif serta bekerja sama dengan PSSI. Juga memahami tantangan di lapangan, baik di Asia Tenggara maupun Asia. Keenam, mesti didukung anggaran dan infrastruktur yang memadai. “Jangan sampai, nanti ada pelatih tapi PSSI tak punya uang. “Budget pelatih, kan tidak ada yang murah,” jelasnya.

Sementara itu, Pengamat Sepak Bola Kesit Budi Handoyo, menilai, aspek pengalaman pernah melatih timnas negara lain menjadi kriteria penting calon pelatih Timnas Garuda ke depan. Menurutnya, tak cukup pelatih yang hanya berpengalaman di level klub profesional. “Selain itu, sosok pelatih itu juga harus memahami karakter sepakbola Asia,” kata bung Kesit.

Menurut Bung Kesit, sekarang kemampuan pelatih juga dituntut– tidak hanya menyiapkan pemain dalam metode pelatihannya. Namun, juga ada aspek pendekatan dengan sport science yang berbasis data. “Ini juga mesti dimiliki pelatih timnas Garuda ke depan,” ujarnya. (her)

Artikel sebelumnyaPrabowo Sambut Hangat Presiden Brasil: Kita Sama-sama Negara Besar dengan Kepedulian pada Rakyat
Artikel selanjutnyaPrabowo ke Lula: Saya Meniru Banyak Kebijakan Anda untuk Kesejahteraan Rakyat
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.