Semarang, Idola 92.6 FM – Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Ini merupakan momentum bersejarah yang menandai awal pergerakan nasional bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Sejarah peringatan Hari Kebangkitan Nasional tak terlepas dari berdirinya Boedi Oetomo, organisasi pemuda yang dicetuskan pada 20 Mei 1908 silam.
Organisasi Budi Oetomo itu didirikan oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa sekolah kedokteran STOVIA. Meski tak langsung terjun ke bidang politik tetapi semangat dan pemikiran para anggota Budi Oetomo menjadi pemicu perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari penjajahan.
Keberadaan organisasi Budi Oetomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya dilakukan secara fisik/ menjadi perjuangan secara diplomatis. Budi Oetomo juga mengubah perjuangan yang pada awalnya bersifat kedaerahan menjadi berskala nasional. Mereka turut membangkitkan semangat nasional rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan demi mencapai kemerdekaan.
Tema Hari Kebangkitan Nasional ke-117 pada tahun ini adalah ‘Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat.’ Tema ini dipilih agar Hari Kebangkitan Nasional tahun 2025 dapat membawa nilai-nilai semangat dan kekuatan untuk bangkit menuju masa depan Indonesia.
Tema ini sekaligus menjadi ajakan pada rakyat Indonesia untuk meneladani semangat kebangkitan pada pendiri bangsa yang memulai perjuangan dari kesadaran akan pentingnya persatuan dan identitas nasional.
Lalu, merefleksi Hari Kebangkitan Nasional tahun 2025i; apa yang bisa kita refleksikan dari spirit Kebangkitan Nasional yang relevan dengan persoalan kekinian? Bagaimana menjadikan peringatan kebangkitan nasional sekarang ini sebagai momentum untuk memperkuat kohesivitas dan persatuan bangsa?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof. H.M. Mukhsin Jamil (Guru Besar UIN Walisongo Semarang) dan Prof Siti Zuhro (Peneliti Utama dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: