Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam perspektif Islam, bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa. Tidak hanya karena di dalamnya terdapat limpahan rahmat dan ampunan (magfirah) Allah SWT yang tiada batas. Namun, juga terdapat beragam kemuliaan dan keutamaan lainnya. Substansi dan esensi terpenting dalam ibadah puasa termaktub dalam Alqurโ€™an, surat Al-Baqarah ayat 183 yakni agar menjadi orang bertakwa.

Harapannya, melalui puasa Ramadan, seorang manusia yang berpuasa tidak hanya menjadi sosok saleh ritual, tetapi juga saleh sosial. Hal itu seperti yang disampaikan Menteri Sosial Saifullah Yusuf baru-baru ini bahwa momentum Ramadan menjadi kesempatan terbaik untuk memperkuat kesalehan sosial.

Sementara itu, menurut Nadirsyah Hosenโ€”intelektual muslim, puasa adalah ibadah yang sunyi dan tersembunyi. โ€œTak ada yang bisa melihat isi perutmu, tak ada yang tahu apakah kau benar-benar menahan dahaga atau diam-diam meneguk air. Kau tak bisa berpura-pura lebih lapar dari orang lain, karena semua berbuka di waktu yang sama.โ€

Masih menurut Nadirsyah Hosen, berbeda dengan shalat yang bisa dibuat berlama-lama di hadapan orang tetapi disingkat, pada saat sendirian. Berbeda pula dengan zakat yang bisa diumumkan jumlahnya, agar tampak dermawan. Atau haji dan umrah, yang bisa dijadikan simbol status sosial dengan keberangkatan berkali-kali.

Namun, puasa? Tak ada panggung untuk kepura-puraan. Tak ada sudut pencahayaan yang bisa membuatnya tampak lebih mulia. Dalam puasa, semua topeng jatuh dan yang tersisa hanyalah kejujuran: antara dirimu dan Tuhan.

Lalu, bagaimana memanfaatkan momentum Ramadan untuk menguatkan kesalehan sosial? Selain itu, bagaimana menjadikan spirit orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadanโ€”sebagai sosok โ€œKsatria Cahayaโ€ (Warrrior of the light)โ€”meminjam istilah sastrawan Paulo Coelho? Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr. Saifur Rohman (Ahli Filsafat dan Budayawan Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. H.M. Mukhsin Jamil (Guru Besar UIN Walisongo Semarang).ย (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News