ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM-Tragedi banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat beberapa waktu terakhir kembali menjadi duka mendalam bagi kita semua. Ratusan saudara kita menjadi korban, dan hingga kini masih banyak yang dalam pencarian. Bencana yang terjadi tidak hanya menyisakan luka tetapi juga pertanyaan besar: apa yang sebenarnya salah? Dan yang lebih penting: apa yang bisa kita lakukan agar kejadian memilukan seperti ini tidak berulang?

Menyikapi bencana yang terjadi, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya langkah preventif bukan hanya penanganan darurat. Presiden mengingatkan bahwa perubahan iklim, pemanasan global, dan kerusakan lingkungan adalah tantangan terbesar dunia saat ini.

Kita tidak bisa lagi memandang bencana sebagai kejadian alam belaka tetapi bagian dari sistem sosial dan ekologis yang saling memengaruhi. Karena itu, Presiden mendorong penguatan literasi lingkungan dan perubahan iklim dalam kurikulum pendidikan nasional—agar generasi muda memahami sejak dini pentingnya menjaga alam, serta memiliki kesadaran dan kemampuan mitigasi bencana.

Lalu, bagaimana membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk memitigasi bencana? Dan, seberapa mendesak literasi lingkungan serta isu perubahan iklim masuk lebih kuat ke dalam kurikulum pendidikan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Dr Muhammad Fedryansyah (Ahli kebencanaan dari Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran Bandung) dan Prof Herry Purnomo (Peneliti Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan Guru Besar IPB University). (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaPrabowo Cek Padang Pariaman: Rumah Rusak Dibantu, Jembatan Dibangun, Akses Udara Diperkuat
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.