ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM-Salah satu ukuran penting dari keberhasilan pembangunan manusia adalah angka harapan hidup, yakni rata-rata usia yang diharapkan bisa dicapai oleh seseorang sejak lahir. Di Indonesia, angka harapan hidup terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir tetapi tantangannya kini adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar sehat dan produktif hingga usia lanjut.

Sebuah riset terbaru dari University of Wisconsin-Madison, yang dipublikasikan dalam Proceeding of the National Academy of Sciences pada 25 Agustus 2025, menunjukkan bahwa tidak ada lagi generasi setelah tahun 1939 yang kemungkinan besar bisa hidup hingga rata-rata usia 100 tahun.

Riset itu menganalisis data dari 23 negara maju dan menyimpulkan bahwa peningkatan umur panjang manusia kini melambat/ terutama di negara berpenghasilan tinggi

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Di tengah upaya pemerintah memperkuat layanan kesehatan lewat program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang sedang digencarkan oleh Kementerian Kesehatan di era Presiden Prabowo Subianto, masyarakat diharapkan lebih sadar pentingnya deteksi dini, pemeriksaan rutin, dan gaya hidup sehat sebagai bagian dari upaya meningkatkan angka harapan hidup.

Lalu, bagaimana meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia? Pola hidup sehat seperti apa yang mesti terus diingatkan dan dibiasakan di tengah masyarakat?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Evawany Yunita Aritonang (Ahli Kesehatan Masyarakat/ Profesor bidang gizi masyarakat di Departemen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) dan dr. Mochamad Abdul Hakam (Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang). (her/yes/dav)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaPresiden Prabowo Tegaskan Penghormatan untuk Semua Pemimpin: Mikul Duwur Mendem Jero
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.