
Jakarta, Idola 92.6 FM-Kolaborasi TNI dan Pemkab melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) berhasil menyelesaikan sejumlah pembangunan infrastruktur, mulai dari perbaikan jalan dan jembatan hingga pembuatan sumur bor. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Program TMMD ke-126 Tahun 2025 di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, dilaksanakan selama satu bulan, sejak 8 Oktober hingga 6 November, di Desa Alaha, Desa Tonggauna, dan Desa Purau, Kecamatan Ueesi.
Komandan Kodim 1412/Kolaka, Letkol Infanteri Choky Gunawan, menjelaskan pihaknya bersama pemerintah daerah dan masyarakat setempat berhasil menyelesaikan pengaspalan jalan sepanjang 10,5 kilometer.
“Kemudian di sepanjang ruas jalan tersebut kami juga membangun 12 unit deker untuk mengatasi kerusakan jalan yang cukup parah di wilayah itu. Dengan adanya deker, aliran air dari lereng kanan dan kiri dapat dialirkan ke samping, sehingga usia pakai jalan menjadi lebih panjang dibandingkan sebelumnya,” ujar Choky dalam Kartika Podcast TNI AD, Minggu (14/12).
Choky mengungkapkan, penetapan tiga desa di Kecamatan Ueesa sebagai lokasi TMMD berawal dari kunjungannya bersama Bupati Kolaka Timur Yosep Sahaka saat meninjau calon lokasi Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) di Desa Tonggauna.
“Desa Tonggauna berada di ujung kecamatan dan merupakan daerah yang sangat terpencil. Saat kami meninjau lokasi, kami harus melewati lebih dari 100 kilometer jalan dengan kondisi rusak. Ketika musim kemarau sangat berdebu, sementara saat hujan berubah menjadi berlumpur dan sulit dilalui kendaraan. Bahkan ada jembatan yang putus sehingga harus menyeberang menggunakan pincara atau rakit,” jelasnya.
Kondisi tersebut yang melatarbelakangi TMMD diarahkan ke wilayah tersebut, dengan harapan program ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mempercepat pembangunan infrastruktur.
Choky menambahkan, buruknya infrastruktur di kawasan tersebut berdampak langsung pada tingginya biaya transportasi dan harga kebutuhan pokok. Ia mencontohkan harga beras yang di wilayah perkotaan sekitar Rp600 ribu per 50 kilogram, namun di desa-desa terpencil ini bisa mencapai Rp1 juta.
“Biaya transportasi dari desa ke kota sekali jalan bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Jika pulang pergi, dalam sehari bisa menghabiskan sekitar Rp300 ribu. Inilah pentingnya pembangunan jalan dan jembatan menuju tiga desa di wilayah ujung tersebut,” ujar Choky.
Selain pengaspalan jalan, TMMD ke-126 juga merehabilitasi jembatan penghubung Desa Alaha dan Desa Tonggauna yang sebelumnya hampir roboh. Kini, jembatan tersebut sudah dapat dilalui kembali secara normal. Choky mengaku terharu melihat partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan jembatan tersebut.
“Hampir seluruh masyarakat Desa Alaha, Tonggauna, dan Purau datang membantu tanpa diminta. Mereka bersama prajurit TNI bahkan menginap di sekitar jembatan. Kayu-kayu besar untuk landasan jembatan diangkat bersama-sama dari hutan. Ini merupakan wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat,” tutur Choky.
Tak hanya pembangunan fisik, TMMD di Kolaka Timur juga melaksanakan berbagai kegiatan nonfisik, seperti penyuluhan stunting, kesehatan, bahaya narkoba, hingga pembinaan wawasan kebangsaan.
“Kami membangun lima sumur bor untuk kebutuhan air bersih, merehabilitasi dua unit rumah tidak layak huni (RTLH), serta memberikan penyuluhan-penyuluhan,” jelasnya.
Bupati Kolaka Timur Yosep Sahaka menyampaikan apresiasi atas keberhasilan program TMMD ke-126 dan berharap program tersebut dapat kembali dilaksanakan di wilayahnya pada tahun mendatang.
“Sekarang masyarakat di sana sudah tersenyum ketika melintas di wilayah tersebut. Daerah yang sebelumnya sering tergenang air kini sudah tidak lagi. Jembatan menuju kawasan transmigrasi yang hampir roboh juga kini sudah bisa dilalui dengan normal,” ujar Yosep. (her/dav)







