Semarang, Idola 92,6 FM-Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional (BGN) Enny Indarti menegaskan pentingnya penguatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program strategis nasional. Hal itu dikatakan di hadapan ribuan mitra SPPG di MG Setos, Jumat (31/10).
Dalam arahannya, Enny menekankan, agar seluruh pihak dapat mengantisipasi dan mengidentifikasi risiko dalam pelaksanaan program.
“Saya melihat banyak yang baru bergerak ketika sudah terjadi masalah. Padahal seharusnya risiko-risiko ini bisa diantisipasi sejak awal,” kata Enny.
Saat ini, target pembangunan SPPG yang semula direncanakan sebanyak lima ribu unit terus meningkat.
“Hingga sore ini sudah ada sekitar 12 ribu SPPG, dan kita sedang menuju 30 ribu SPPG secara nasional,” jelasnya.
Enny menjelaskan, pemerintah menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama para pelaksana di lapangan yang telah berinisiatif membangun SPPG secara mandiri, meski anggaran pemerintah untuk pembangunan masih terbatas.
Program MBG bertujuan meningkatkan asupan gizi, serta memerkuat ketahanan gizi bagi kelompok sasaran sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 83 Tahun 2024.
Sasaran program meliputi peserta didik PAUD, SD, SMP, SMA, pendidikan keagamaan, pendidikan khusus serta pesantren.
Selain itu juga, mencakup kelompok non-peserta didik seperti ibu hamil dan menyusui.
“Saat ini, tengah direvisi peraturan, agar tenaga pendidik dan kependidikan non-PNS dapat menjadi penerima manfaat dengan tetap memperhatikan ketentuan agar tidak terjadi tumpang tindih penerimaan manfaat dengan PNS yang sudah memperoleh tunjangan makan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Enny menjelaskan, program MBG diharapkan turut mendorong edukasi gizi masyarakat melalui kampanye “Isi Piringku” yang mengajarkan pola makan seimbang antara karbohidrat, protein, sayur dan buah.
“Kami harap bapak ibu juga mengedukasi orang tua penerima manfaat agar anak-anak menerapkan pola makan bergizi di rumah. Program makan bergizi ini tidak hanya soal gizi, tapi juga mencetak kader bangsa yang berkarakter,” pungkasnya. (Bud)
 
		 
			













