Semarang, Idola 92,6 FM-Transformasi sistem pembayaran digital di Jawa Tengah terus melaju pesat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng bersama Pemprov Jateng berkomitmen memerluas penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga pariwisata, demi menciptakan transaksi yang lebih cepat dan aman serta akuntabel.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan provinsi ini, kini menjadi salah satu provinsi dengan adopsi QRIS tertinggi, terutama di sektor transportasi. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela kegiatan Rupiah Tresno Budoyo di Gedung Radjawali Semarang, Sabtu (1/11).
“Alhamdulillah terjadi peningkatan yang cukup baik. Jawa Tengah sudah termasuk salah satu provinsi yang menerapkan QRIS tap untuk transportasi maupun untuk agen elpiji,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, inovasi pembayaran digital ini akan terus diperluas, termasuk untuk sistem tap in dan tap out pada moda transportasi umum.
“Dengan sistem ini, pengguna cukup menempelkan ponsel tanpa perlu memasukkan kata sandi. Keamanan juga sudah berlapis karena didukung teknologi biometrik di perangkat,” jelasnya.
Rahmat menjelaskan, BI Jateng juga menargetkan penerapan QRIS di sektor pariwisata dan parkir daerah.
“Untuk destinasi wisata, kita dorong sistem ticketing digital. Begitu pula parkir agar retribusi daerah lebih transparan dan akuntabel,” imbuhnya.
Sekda Jateng Sumarno menegaskan dukungan penuh, terhadap upaya digitalisasi pembayaran ini.
Menurutnya, sistem digital bukan hanya memudahkan masyarakat, tetapi juga meningkatkan keamanan dan integritas keuangan publik.
“Dengan digitalisasi, orang tidak perlu lagi membawa uang tunai, sehingga risiko kehilangan maupun uang palsu bisa dihindari. Selain itu, sistem ini mendorong akuntabilitas dan kejujuran karena uang tidak berpindah secara fisik,” ucap Sumarno.
Sumarno menilai, digitalisasi akan memerkuat integritas masyarakat secara sosial dan ekonomi.
“Kalau kita bicara kehidupan berbangsa, sistem digital ini membangun karakter masyarakat yang lebih jujur dan transparan,” jelas Sumarno.
Dari sisi infrastruktur, lanjut Sumarno, Pemprov Jateng bersama Kominfo terus memerluas jaringan internet ke wilayah-wilayah desa yang masih blank spot, agar seluruh lapisan masyarakat bisa terjangkau layanan digital.
“Kami terus mendorong penggunaan teknologi termasuk Wi-Fi publik di desa-desa. Ini bukan hanya untuk transaksi, tetapi juga untuk pelaporan dan administrasi desa,” ujar Sumarno.
Dengan kolaborasi antara Bank Indonesia Jateng dan Pemprov Jateng, digitalisasi sistem pembayaran diharapkan tak hanya meningkatkan efisiensi ekonomi, tetapi juga memerkuat tata kelola keuangan daerah serta daya saing ekonomi Jateng di era digital. (Bud)

