Magelang, Idola 92,6 FM-Bank Indonesia terus mendorong literasi dan inklusi pembayaran digital kepada masyarakat, melalui program QRIS Jelajah Indonesia (QJI) 2025 yang dimulai dari kawasan Candi Borobudur, Magelang, Kamis (2/10).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Ibrahim mengatakan tahun ini QJI mengusung tema “Digitalisasi dan Budaya Berjalan Beriringan”, yang tujuannya ingin menunjukkan bahwa transformasi digital tidak terlepas dari kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa.
“Edukasi QRIS kepada masyarakat menjadi poin penting. Bukan hanya soal kecepatan transaksi, tetapi bagaimana konten edukasi bisa memberikan nilai tambah, membangun kesadaran, serta mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju ekosistem non-tunai,” kata Ibrahim.
Menurutnya, penggunaan QRIS di sektor wisata, perdagangan hingga UMKM perlu terus diperluas agar manfaat digitalisasi bisa dirasakan semua lapisan masyarakat.
Sinergi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, perbankan hingga penyedia jasa pembayaran (PJP) menjadi kunci untuk memerkuat infrastruktur digitalisasi sistem pembayaran.
Ibrahim menjelaskan, QJI juga mengangkat misi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah bersamaan dengan kampanye literasi digital.
Hal ini karena kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai masih ada, namun di sisi lain edukasi transaksi non-tunai tetap harus digencarkan.
“QRIS bukan sekadar alat bayar. Ia adalah simbol inklusi. Dengan satu kode, masyarakat bisa bertransaksi lebih mudah, efisien, dan aman. Itulah yang terus kita dorong agar semakin banyak yang merasakan manfaatnya,” jelasnya.
Lebih lanjut Ibrahim menjelaskan, 14 tim yang berasal dari kantor perwakilan BI se-Jawa ditantang untuk membuat konten edukasi kreatif mengenai QRIS dan Rupiah.
Kegiatan QJI dimulai dari Borobudur, dan berakhir di Kota Semarang.
“Kami berharap para peserta bisa menjadi agen perubahan, yang tidak hanya mengajak masyarakat mengenal budaya, tapi juga mengedukasi tentang manfaat digitalisasi melalui QRIS,” pungkasnya. (Bud)