Seorang petani sedang memetik cabai.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat, provinsi ini pada Agustus 2025 mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.

Disebut jika deflasi yang dialami Jateng lebih rendah dibanding deflasi nasional, yang mencapai 0,08 persen.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengatakan deflasi dipengaruhi penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,19 persen. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurutnya, penurunan harga terjadi pada komoditas cabai rawit seiring memasuki masa panen di Kabupaten Temanggung dan Brebes serta Kabupaten Magelang.

Selamat atas dilantiknya Hadi Santoso, Ketua DPW PKS Jawa Tengah.

Selain itu juga ada tomat dan bawang putih, yang turut andil memberikan sumbangan terhadap deflasi di Jateng.

Nita menjelaskan, komoditas lain yang memberikan andil deflasi adalah telur ayam ras seiring meningkatnya produksi dari peternak.

“Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,48 persen, sementara inflasi nasional sebesar 2,31 persen. Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi secara bulanan. Dan yang terendah adalah Rembang sebesar 0,20 persen,” kata Nita.

Lebih lanjut Nita menjelaskan, beberapa komoditas mampu meredam laju deflasi di Jateng di antaranya adalah komoditas daging ayam ras mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dan beras dengan andil 0,01 persen.

Penurunan harga juga terjadi pada tarif angkutan udara, seiring dengan pemberian diskon tiket pesawat sejumlah maskapai dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI

“Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran 2,5ยฑ1 persen, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi. Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)