Peserta pelatihan pemandu pendaki gunung saat mempraktikkan cara pertolongan pertama.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah jeli melihat adanya potensi pekerjaan, yang berpeluang menjadi lahan pendapatan bagi masyarakat.

Melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang 1 milik pemprov, kegiatan pelatihan pemandu wisata gunung diadakan mulai tahun ini.

Kepala Disnakertrans Jateng Ahmad Aziz mengatakan pihaknya memiliki program pelatihan baru yang berdasarkan hasil identifikasi Training Need Analysis (TNA), ternyata dibutuhkan masyarakat. Pernyataan itu disampaikan melalui sambungan telepon, kemarin.

Menurutnya, tahun ini Disnakertrans Jateng membuka program pelatihan untuk guide atau pemandu pendaki gunung.

Aziz menjelaskan, berdasarkan data Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Jateng diketahui bahwa pendaki gunung cukup banyak sekali kebutuhannya.

Setiap tahun ada sekira 15 gunung yang biasa didaki di Jateng, dan jumlah pendakinya banyak berasal dari dalam maupun luar negeri.

“Setiap tahun ada 15 gunung di Jawa Tengah yang didaki. Jumlah pendakinya itu kurang lebih sekitar 800 ribu, termasuk pendaki dari luar negeri. Nah, pendaki dari luar negeri itu setidak-tidaknya membutuhkan pemandu lebih dari dua orang,” kata Aziz.

Lebih lanjut Aziz menjelaskan, pemandu bisa bertugas membawakan barang atau memandu pendakian sendiri dan juga menjadi tenaga translator.

Setidaknya, minimal dua tenaga pemandu pendaki dibutuhkan.

“Tahun ini, Pemprov Jateng membuka satu kelas dengan jumlah peserta 16 orang. Kita uji coba untuk 16 peserta, pendaftarnya ada 300 orang. Nah, nanti kita kembangkan ke depannya,” pungkasnya. (Bud)