Kepala BNPB Suharyanto saat melihat progres dari pembangunan kolam retensi Terboyo.

Semarang, Idola 92,6 FM-BNPB memberikan imbauan kepada masyarakat, untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga awal 2026 mendatang.

Banjir yang merendam Kota Semarang dan sekitarnya, menjadi pelajaran penting untuk semua bersiaga dan waspada.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan hasil koordinasi terpadu antara BNPB dengan unsur instansi terkait, salah satu pemicu banjir di Kota Semarang tak terlepas dari pengaruh cuaca ekstrem pada dasarian kedua Oktober 2025. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Semarang, kemarin.

Menurutnya, BMKG menyatakan bahwa pada November dan Desember 2025 hingga awal 2026 masih menunjukkan adanya potensi cuaca ekstrem yang masif di Jawa Tengah.

“Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan serta kapasitas masyarakat harus ditingkatkan. Hal itu menjadi kunci, agar kejadian bencana serupa tidak terjadi atau minimal dapat ditekan dampaknya di kemudian hari. Sudah ketemu pemicu dan penyebabnya. Penyebabnya tentu saja adalah curah hujan yang cukup ekstrem. Bahkan menurut BMKG, curah hujan ini akan berlangsung cukup masif di Jawa Tengah sampai awal tahun 2026,” kata Suharyanto.

Suharyanto menjelaskan, sebagai upaya mencegah dan mengurangi potensi dampak bencana yang lebih masif, pemerintah melalui BNPB, Kementerian Pekerjaan Umum dan seluruh komponen Pemprov Jateng telah melakukan langkah-langkah yang lebih besar secara terstruktur.

Harapannya, penanganan darurat dapat segera diselesaikan tanpa terganggu dengan datangnya hujan maupun banjir kiriman.

“Kemarin yang menghambat banjir juga sudah dijebol dan dibuka, sehingga hasilnya luar biasa. Yang semula airnya bisa mengalir di 20 ribu kini bisa 30 ribu meter per kubik. Semua kekuatan telah bersatu padu,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaBMKG: Waspadai Puncak Musim Hujan November-Desember 2025
Artikel selanjutnyaPertamina Salurkan Bantuan Warga Terdampak Banjir Bersama Komunitas Motor