Semarang, Idola 92,6.FM-Arsad Abi Mubarok adalah satu dari sekian banyak siswa yang berasal dari keluarga miskin, yang tahun ini bisa kembali bersekolah berkat program Sekolah Kemitraan.
Arsad yang tinggal di Desa Kebonagung, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang itu tampak bungah bisa kembali bersekolah.
Arsad bercerita, usai lulus dari SMP beberapa waktu lalu tidak bisa melanjutkan sekolah.
Ayahnya merantau ke Kalimantan dan bekerja sebagai buruh proyek, sedang ibunya hanyalah buruh tani di desanya.
Padahal, di benak Arsad menyimpan asa untuk terus melanjutkan pendidikan.
Namun, kondisi ekonomi keluarga membuatnya pesimistis mengenyam bangku SMA.
Keinginan melanjutkan di sekolah negeri terhambat, karena jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 kilometer.
“Saya lulus dari SMPN 2 Sumowono dan masih ingin melanjutkan ke SMA. Ingin sekolah di SMA Negeri tapi adanya di Ambarawa, dan itu jaraknya 18 kilometer,” Arsad.
Hingga akhirnya, Arsad mendapat informasi ada program sekolah kemitraan yang diinisiasi Gubernur Ahmad Luthfi.
Program tersebut memberikan kesempatan siswa kurang mampu, bersekolah di swasta dengan biaya penuh dari pemerintah alias gratis.
“Ya saya senang bisa ikut program sekolah kemitraan dari Pak Luthfi. Dan tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Syamsudin Isnaini menyatakan, program kemitraan saat ini mampu menyerap sekira 2.464 siswa.
“Tahap satu ada 1.913 siswa dan di tahap dua ada 551, jadi total sementara ada 2.464 siswa. Dan sekarang masih menunggu dilakukan daftar ulang pada 11 Juli 2025,” ucap Syamsudin. (Bud)