Semarang, Idola 92,6 FM-Malam minggu yang seharusnya penuh keceriaan, berubah menjadi momen menegangkan bagi Rini, penjual alpukat asal Kedungmundu, Tembalang, Semarang.
Putra sulungnya, Raka Axelo, tiba-tiba pulang dengan pakaian penuh tanah dan tangan yang terus ia topang.
Wajah cerianya hilang, tergantikan diam yang mencurigakan.
Begitu tiba di rumah, Rini dipanggil sang ibu.
Hanya beberapa lipatan lengan baju, terlihat jelas tangan mungil Raka yang bengkok tidak wajar.
“Saya langsung kaget. Ibu sempat tanya mau dipijet dulu atau langsung ke rumah sakit. Saya jawab tegas, langsung ke rumah sakit,” kenang Rini saat ditemui di rumah sakit, kemarin.
Tanpa menunda waktu, Rini membawa putranya ke IGD RS Wongsonegoro.
Pemeriksaan cepat dilakukan—mulai dari pemeriksaan dasar, rontgen sampai rawat inap untuk observasi.
Setelah hasil rontgen keluar, dan Senin Raka langsung menjalani operasi pemasangan pen.
“Penanganannya cepat sekali. Selasa sudah boleh pulang. Anaknya malah sudah rewel minta pulang,” ujar Rini tersenyum lega.
Satu hal yang tak membuatnya pusing adalah biaya.
Terdaftar sebagai peserta JKN melalui skema PBPU Pemda/UHC, seluruh layanan medis Raka—mulai dari IGD hingga operasi—ditanggung penuh.
Bagi Rini, ini bukan kali pertamanya JKN menjadi penolong keluarganya.
Ia telah merasakan manfaatnya saat bersalin, bahkan ketika anak bungsunya sempat mengalami retak lutut pada Oktober lalu.
“Pelayanannya bagus, dokter dan perawatnya ramah, penjelasannya jelas. Dengan JKN juga tidak pernah ada kendala, semuanya dicover, tidak ada tambahan biaya,” imbuhnya.
Menurut Rini, JKN bukan sekadar program—melainkan penopang harapan.
Tanpa itu, sulit membayangkan bagaimana ia harus membayar biaya pengobatan anak-anaknya.
Rini berharap, program ini terus hadir dan semakin memudahkan masyarakat, terutama lewat layanan digital yang sering ia gunakan.
“Terima kasih banyak. JKN benar-benar sangat membantu keluarga seperti kami,” tutup Rini bahagia. (Bud)













