
Probolinggo, Idola 92.6 FM-Pada tahun 2019, sosok ini bersama istri Noor Lia Khan membuat rumah baca Cahaya menjadi tempat belajar gratis bagi anak putus sekolah, yatim, dan dhuafa. Atas apa yang dilakukan, ia meraih penghargaan Inovasi Daerah Kabupaten Probolinggo 2025. Ia mendapat juara pertama dari kategori inovasi masyarakat umum.
Sosok pegiat literasi itu yakni Muhammad Amir Hamzah (akrab dipanggil Cak Amir), pendiri Rumah Baca Cahaya dari Probolinggo Jawa Timur.
Menurut cak Amir, dirinya tergerak mendirikan rumah baca setelah berkeliling ke desa-desa di kabupaten Probolinggo. Dijumpai ada sebuah desa, yang anak-anaknya pintar, tapi kebanyakan tidak melanjutkan sekolah. Rerata mereka hanya lulusan sekolah dasar. Setelah itu, “dipaksa” melakukan pernikahan dini.

Untuk memperlancar program literasi tersebut, ia membiayai dengan mencari dan menjual kerang. Uang hasil jualan kerang, selain untuk biaya kuliah, ia belikan buku bacaan untuk rumah baca. Hingga kini jumlah buku mencapai hampir tiga ribu buku.
Dalam menarik minat anak untuk baca, cak Amir menggunakan berbagai media. Termasuk wayang golek. “Biasanya kita kan pakai wayang, kita pakai wayang golek, wayang golek itu tempatnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena di sini ada etnis tertentu, etnis Pandalungan. Ketika kita mendalang, tidak pakem sih, kita pakai dua bahasa, Jawa dan Madura,”tutur cak Amir yang juga sebagai guru honorer ini kepada radio Idola Semarang, pagi (02/12) tadi.

Ia berharap, dengan menggunakan media yang menarik, bisa membuat anak-anak semakin giat belajar, berliterasi. Dan orang tua tahu, bagaimana pentingnya pendidikan bagi mereka.
Lalu, apa harapan cak Amir terhadap pemerintah Probolinggo untuk kemajuan literasi?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Muhammad Amir Hamzah (cak Amir), pegiat literasi dan pendiri Rumah Baca Cahaya dari Probolinggo Jawa Timur. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya:












