Semarang, Idola 92,6 FM-Pelaku UMKM furnitur asal Jepara mengaku, bahan baku pembuatan mebel mudah didapat dan banyak dipasok dari daerah Cepu, Kabupaten Blora hingga wilayah Jawa Timur.
Namun, persoalan yang dihadapi para pelaku usaha mebel Jepara sebagian adalah kendala di penjualan secara online.
Oleh karena itu, pelaku usaha mebel Jepara membutuhkan adanya pendampingan dalam hal penjualan secara online.
Pemilik Tsabit Galery Anas Hafid mengatakan sebagai pelaku usaha, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan bisnisnya dan juga melebarkan sayap pemasaran. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela pameran produk UMKM di Semarang, belum lama ini.
Menurut Anas, dirinya banyak membuat mebel atau furnitur dengan bahan dari kayu jati atau sesuai permintaan calon konsumen.
Anas mengaku, dirinya sudah menggeluti usaha mebel atau produk furnitur sejak 12 tahun silam.
Bahkan, sejak kecil sudah akrab dengan dunia mebel Jepara.
“Kalau untuk item yang kita produksi masih dilakukan secara konvensional. Bisa berubah sesuai pesanan dan jenis barangnya. Dalam satu bulan, katakanlah bisa bikin 500 kursi. Handycraf paling murah di harga Rp20 ribu, dan yang paling mahal ada di harga Rp5 juta sampai Rp10 juta tergantung barang yang kita jual,” kata Anas.
Lebih lanjut Anas menjelaskan, selama ini produk yang dijual dipasarkan di dalam negeri dan lebih baik ke wilayah Bali.
Sedangkan pasar mancanegara, baru dijajaki wilayah Meksiko dan Spanyol.
“Pembeli kami yang paling banyak itu cari kursi kafe,” pungkasnya. (Bud)